Oleh: KH. Akhmad Tauhid, M.Pd.
Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Banyumas
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ .أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامْ. إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ فَإنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas nikmat yang telah diberikan kepada kita. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, shohabatnya, keluarganya dan seluruh pengikutnya. Amin.
Selanjutnya, saya selaku khotib berwasiat pada diri khatib dan seluruh jama’ah, Mari kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt dengan sebenar benar Taqwa yaitu menjalankan perintah-perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Al Qur’an menyebutkan kata qolbun salim, ketika Allah Swt berfirman tentang suatu hari di hari kiamat, yaitu suatu hari dimana tidak ada orang yang bisa selamat dengan harta kekayaan dan anak-anaknya kecuali mereka yang datang dengan membawa hati yang bersih. Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
Artinya: “(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [QS. Asy-Syu’ara’: 88-89].
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Keselamatan sesorang sangat tergantung oleh keadaan hatinya. Karena hati itulah yang mengendalikan seluruh gerak-gerik tubuhnya. Hati adalah umpama raja, sedangkan anggota tubuh adalah bagaikan prajuritnya. Prajurit akan bergerak dan bertindak sesuai apa yang dikatakan dan diperintahkan olah raja sebagai sang panglima.
Hati adalah ibarat teko, jika teko itu isi air teh, maka jika dituangkan keluarlah air teh, jika teko itu isi kopi maka kopi pula yang akan keluar dari teko, jika teko itu isi air susu maka jika dituangkan akan keluar air susu. Apa yang di luar itulah cerminan apa yang di dalam اَلظَّاهِرُ يَدُلُّ عَلىَ اْلبَاطِنِ. Sehingga baik buruknya amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia, sangat tergantung oleh baik buruknya hati. Nabi Saw mengatakan:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ اَلقَلْبُ. رواه البخاري ومسلم.
Artinya: “Sesungguhnya dalam jasad manusia ada segumpal darah, jika segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh jasadnya, tetapi jika segumpal darah itu rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya, segumpal darah adalah hati”.
Dan Allah Swt akan menilai hambanya bukan dari bentuk dan rupanya, tetapi Allah Swt akan menilai hambanya dari hati dan amal perbuatannya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ. رواه ومسلم
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Dalam sebuah riwayat tentang tiga hari bersama calon penghuni surga yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasa’i, Malik bin Anas r.a menceritakan sebuah peristiwa yang dialaminya dalam sebuah majelis. Ia berkata, “Pada suatu hari kami duduk bersama Rasulullah Saw, kemudian Beliau bersabda, “Sebentar lagi akan hadir dihadapan kamu sekalian seorang laki-laki calon penghuni surga” Tidak lama kemudian, muncullah seorang laki-laki Anshor yang janggutnya masih basah, bekas sisa air wudlunya. Dia mengikat sandalnya pada tangan sebelah kirinya.
Pada esok harinya, Anas r.a menghadiri kembali majelis Rasulullah Saw. Di tengah-tengah ta’lim, Rasulullah Saw terhenti sejenak, kemudian Beliau mengatakan, “Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki calon penghuni surga”. Maka muncullah seorang laki-laki Anshor yang sama kemarin janggutnya masih basah, bekas sisa air wudlunya.. Peristiwa ini terulang lagi esoknya sampai tiga kali, dan begitulah Rasulullah Saw mengulangi sabdanya sampai tiga kali,” Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki calon penghuni surga”.
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Ketika majelis Rasulullah Saw selesai, Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash r.a. mencoba mengikuti dan mendekati laki-laki Anshor yang oleh Nabi Saw disebut sebagai calon penghuni sorga itu. Kemudian ia berkata kepada laki-laki Anshor itu, “Wahai, saudaraku, aku baru saja bertengkar dengan ayahku, dan aku diusir, bolehkah aku menumpang di rumahmu selama tiga hari”. Laki-laki Ashor itu memperkenankan dan mempersilahkan Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a. untuk menginap di rumahnya. Kemudian mereka berdua menuju rumah laki-laki Anshor tersebut.
Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a. menginap di rumah laki-laki Anshor selama tiga malam. Ia penasaran, sehingga selama menginap itu, ia memperhatikan amal ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh laki-laki Anshor itu, sehingga ia disebut oleh Nabi Saw sebagai calon penghuni surga.
Namun, Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a. tidak menyaksikan suatu yang istimewa dalam ibadah laki-laki Anshor itu. Sholatnya biasa-biasa saja, tadarus dan doa yang dipanjatkan juga biasa-biasa saja. Maka pada penghujung hari yang ketiga, Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a. hendak berpamitan kepada laki-laki Ashor itu, sambil berkata, “Wahai hamba Allah Swt sesungguhnya aku tidak bertengkar dengan orang tuaku, tetapi aku mendengar Nabi Saw mengatakan tentang dirimu sampai tiga kali.” Akan datang di hadapan kalian seorang laki-laki calon penghuni surga”. Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Muda-mudahan dengan amalan yang sama, aku dapat mencapai kedudukanmu”.
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Laki-laki Ashor itu berkata, “Amalanku memang tidak lebih dari apa yang engkau saksikan”. Kemudian Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash r.a berpamitan kepada Laki-laki Ashor itu, Ketika Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a berpaling melangkahkan kaki, laki-laki Anshor itu memanggilnya seraya berkata, “Wahai saudaraku, demi Allah Swt, amalku tidak lebih dari apa yang engkau lihat. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan niat yang buruk terhadap kaum muslimin dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki terhadap mereka, atas nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada mereka”.
Lalu Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a berkata, “Beginilah bersihnya hatimu, jauh dari niat buruk dan rasa dengki terhadap kaum muslimin. Inilah rupanya yang menyebabkan kamu sampai pada derajat yang mulia itu sebagai calon penghuni sorga. Dan justru inilah yang tidak pernah bisa kami lakukan”. Demikianlah laki-laki Anshor calon penghuni surga yang memiliki qolbun salim, hati yang bersih.
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan hatinya.” (Asy Sayams: 9)
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Swt
Marilah kita bersihkan hati kita dari kotoran penyakit-penyakit hati, agar kita memiliki Qolbun Salim, sehingga kita dapat memperoleh derajat sebagai ahlul jannah penghuni surga. Amin ya robbal ‘alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ. أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ. مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
عِبَادَ اللَّهِ: إنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوْا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.