Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema Menyucikan Hati, Menjernihkan Niat, sebuah ajakan untuk kembali menata batin di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia. Hati yang bersih dan niat yang tulus adalah sumber ketenangan dan kekuatan iman. Melalui nasihat ulama dan petunjuk Al-Qur’an, khutbah ini mengajak kita melakukan perjalanan spiritual untuk menyucikan hati dari penyakit riya, iri, dan kesombongan, serta menjernihkan niat agar setiap amal semata-mata karena Allah SWT.
Khutbah Jumat:Menyucikan Hati, Menjernihkan Niat
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَان، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, karena ketakwaan merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang mukmin.
Di tengah dinamika kehidupan yang tak selalu mudah, sering kali hati kita dirundung kegelisahan dan kebimbangan. Harapan kita kerap terombang-ambing, niat baik kita terkikis oleh godaan dunia yang sementara, dan semangat untuk berbuat kebaikan terasa redup. Saat seperti itu, kita sangat memerlukan cahaya petunjuk yang menuntun keluar dari kebingungan menuju keteguhan iman dan keikhlasan hati.
Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 119:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّه وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang saleh.”
Ayat ini menegaskan betapa pentingnya kita memilih lingkungan yang asuh dan mendukung, yakni orang-orang saleh yang dapat menjadi penerang dan panutan dalam melangkah di jalan kehidupan.
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah,
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memberi nasehat kepada kita:
مَجَالَسَةُ الصَّالِحِينَ تُحَوِّلُكَ مِنْ سِتَّةٍ إِلَى سِتَّةٍ
Berkumpul dengan orang-orang saleh mampu mentransformasi kita dari enam keadaan ke enam keadaan yang lebih baik.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Manusia Bermanfaat
Pertama, transformasi dari keraguan ke keyakinan (مِنَ الشَّكِّ إِلَى الْيَقِينِ).
Bayangkan seperti seseorang yang berjalan dalam kabut tebal yang gelap gulita, lalu menemukan lentera terang yang membimbing langkahnya. Ilmu dan bimbingan orang saleh menjadi lentera tersebut yang menyingkap kegelapan keraguan, menuju terang keyakinan yang teguh.
Kedua, perubahan dari riya’ kepada keikhlasan (مِنَ الرِّيَاءِ إِلَى الْإِخْلَاصِ).
Ibarat air yang keruh berubah menjadi jernih setelah disaring, demikian pula hati kita dibersihkan dari niat ingin dipuji manusia menjadi tulus hanya untuk mendapatkan ridha Allah.
Ketiga, perubahan dari kelalaian menuju dzikir yang terus-menerus (مِنَ الْغَفْلَةِ إِلَى الذِّكْرِ).
Seperti sebuah taman yang dulu gersang tiba-tiba berhujan lebat, hati yang tadinya lalai menjadi hidup dan subur dengan dzikir dan ingatan kepada Allah secara konsisten.
Keempat, perubahan dari kecintaan dunia kepada kecintaan akhirat (مِنَ الرَّغْبَةِ فِي الدُّنْيَا إِلَى الرَّغْبَةِ فِي الْآخِرَةِ).
Ibarat burung yang terlepas dari sangkar dunia menuju langit akhirat yang luas dan abadi, hati kita pun dibimbing untuk mengalihkan perhatian dan harapan kepada bekal akhirat yang kekal.
Kelima, perubahan dari kesombongan ke kerendahan hati (مِنَ الْكِبْرِ إِلَى التَّوَاضُعِ).
Orang saleh itu bagaikan matahari yang sinarnya menghangatkan dan menerangi tanpa pernah menyombongkan diri. Kerendahan hati demikian adalah ciri kematangan spiritual sejati, yang mengajarkan kita menghargai sesama dengan rendah hati.
Keenam, perubahan dari niat buruk kepada niat yang tulus dan saling nasehat (مِنْ سُوءَ النِّيَّةِ إِلَى النَّصِيحَةِ).
Sebagaimana benih yang ditanam di tanah subur dan dirawat dengan baik akan tumbuh menjadi pohon rindang yang bermanfaat, demikian pula niat kita yang keliru diberi cahaya dan bimbingan sehingga menjadi ikhlas dan menghasilkan amal yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan masyarakat.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Transformasi hati yang kita pelajari ini hanyalah mungkin terjadi dengan lingkungan pergaulan yang baik dan keteguhan dalam menjalankan ajaran Islam. Marilah kita berusaha memperbaiki diri dengan senantiasa dekat dengan orang-orang saleh yang dapat menjadi penuntun dan perekat iman kita.
Marilah kita jadikan orang-orang saleh sebagai cahaya dalam perjalanan spiritual kita, menjauhkan diri dari keraguan dan kelalaian, menuju iman dan keikhlasan yang sempurna. Semoga Allah menguatkan hati kita semua dalam menjalankan amal saleh dan menjadikan kita termasuk golongan orang yang mulia di sisi-Nya. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ ليْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّونَا صِغَارًا، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَة أَمْرِنَا، وأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتي فِيهَا
مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنا الّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ.
Penulis: M. Shodiq Ma’mun, S.Sos












