Khutbah Jumat: Lima Penghambat Keshalihan

Khutbah Jumat: Lima Penghambat Keshalihan

Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang lima penghambat keshalihan seorang muslim. Keshalihan bukan sekadar pakaian lahir yang tampak dari ibadah dan tutur kata. Ia adalah cahaya yang tumbuh di dalam jiwa, dijaga dengan keikhlasan, disirami dengan taubat, dan dijauhkan dari penyakit hati. Namun, sering kali cahaya itu meredup bukan karena dosa besar yang mencolok, tetapi oleh hal-hal kecil yang kita anggap sepele.

Khutbah Jumat: Lima Penghambat Keshalihan

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ أَمَرَنَا بِالتَّعَاوُنِ وَالتَّنَاصُرِ، وَنَهَانَا عَنِ التَّنَازُعِ وَالتَّدَابُرِ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ يَعْلَمُ الْخَفِيَّاتِ وَالسَّرَائِرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، مَنِ اعْتَصَمَ بِسُنَّتِهِ نَجَا مِنَ الْمَخَاطِرِ وَالْمَعَاثِرِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُمتَدَّيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ… اتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُوهُ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَمَا جَاۤءَنَا مِنَ الْحَقِّۙ وَنَطْمَعُ اَنْ يُّدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصّٰلِحِيْنَ

Jamaah jumah Rahimakumullah …
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendapati sifat-sifat buruk yang menghambat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan shalih. Sifat-sifat tersebut tidak hanya membawa kerusakan pada diri kita sendiri, tetapi juga berdampak negatif pada hubungan kita dengan sesama dan dengan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 46:
اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Jamaah jumah Rahimakumullah …
Ayat ini mengingatkan kita bahwa cinta dunia adalah hal yang lumrah, namun yang paling utama adalah amal shalih yang kekal pahalanya. Oleh sebab itu, kita harus waspada agar sifat-sifat buruk tidak menghalangi kebaikan dan ketakwaan kita.

Sebagaimana telah diingatkan oleh Amirul Mukminin, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau berkata:

لَوْلاَ خَمْسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ

Jika tidak ada lima sifat, niscaya manusia seluruhnya akan menjadi orang shalih. Sifat tersebut;

Pertama: الْقَنَاعَةُ بِالْجَهْلِ (Merasa puas dengan kebodohan).
Merasa puas dengan kebodohan adalah kondisi di mana seseorang enggan belajar dan enggan memperbaiki diri. Contohnya adalah menolak mengikuti pelatihan agama atau pengetahuan penting, dan senang dengan pemahaman yang salah atau setengah-setengah.

Kedua: وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا (Rakus terhadap dunia).
Sifat ini membuat seseorang rela menggunakan cara yang salah, seperti menipu atau berbohong demi mendapat harta lebih banyak. Akibatnya, ia mengabaikan kewajiban agama seperti shalat dan sedekah serta berbuat baik kepada orang lain.

Jamaah jumah Rahimakumullah …
Ketiga: وَالشُّحُّ بِالْفَضْلِ (Bakhil dengan kelebihan yang dimiliki).
Meskipun memiliki rezeki lebih, orang ini enggan berbagi. Contohnya adalah tidak mau membantu tetangga yang kesusahan atau menolak sedekah padahal mampu memberi.

Keempat: وَالرِّيَاءُ فِي الْعَمَلِ (Riya dalam amal yang dilakukan).
Ini adalah ketika seseorang berbuat baik hanya supaya dipuji orang lain. Misalnya, memberi sumbangan di depan umum agar dikenal dermawan atau shalat sunnah hanya saat banyak orang melihat.

Kelima: وَاْلاِعْجَابُ بِالرَّأْيِ (Senantiasa membanggakan pendapat sendiri).
Orang yang memiliki sifat ini sulit menerima kritik dan nasihat. Ia bersikeras pada pendapatnya, menolak berdialog, dan merendahkan orang yang berbeda pemikiran.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Melawan Penyimpangan LGBT

Kesadaran akan kelima sifat ini sangat penting untuk kita hindari agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan hidup yang diridhai Allah SWT. Marilah kita introspeksi diri, jauhi dan benahi sifat-sifat tersebut dengan memperbanyak ilmu, berinfak dengan ikhlas, ikhlas dalam beramal, rendah hati dalam pendapat, serta menjaga keimanan dan ketakwaan kita. Semoga Allah selalu membimbing kita menuju jalan yang lurus dan memberkahi kehidupan kita, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.

اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Tulisan sebelumnyaStudium Generale FUAH UIN Saizu: Mengelola Waktu dan Iman di Tengah Era Digital
Tulisan berikutnyaTuntaskan Pelayanan Haji 2025, KBIHU NU Al Arofat Serahkan Rp164 Juta ke PCNU Banyumas

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini