Khutbah Jumat berjudul “Jadilah Pewaris Nabi Melalui Jalur Ilmu”, ini mengingatkan kita bahwa ketakwaan tanpa ilmu hanya akan menjadi wacana kosong. Melalui khutbah ini, umat Islam diajak menapaki jalan para nabi dengan menumbuhkan cinta kepada ilmu, karena hanya dengan ilmu manusia mampu mengenal Tuhannya, memahami agamanya, dan menata kehidupannya dengan benar.
Khutbah Jumat: Jadilah Pewaris Nabi Melalui Jalur Ilmu
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ، الحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُورَ أَهْلِ الْإِسْلَامِ بِالْهُدَى، وَنَكَتَ فِي قُلُوبِ أَهْلِ الطُّغْيَانِ فَلَا تَعِي الْحِكْمَةَ أَبَدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ شَهَادَةَ مَنْ آمَنَ بِهِ وَلَمْ يُشْرِكْ بِهِ أَحَدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَتَدُوْمُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ: اتَّقُوا اللهَ؛ فَإِنَّ تَقْوَاهُ أَفْضَلُ مُكْتَسَبٍ، وَطَاعَتَهُ أَعْلَى نَسَبٍ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّما يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبابِ
Hadirin jemaat Jumat rahimakumullah……
Mengawali khutbah ini, khatib mengajak seluruh hadirin sekalian terutama diri khatib sendiri agar selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. yakni dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya. Dengan bekal takwalah kita berharap mendapatkan kemudahan pada setiap langkah kehidupan yang kita jalani. Sebagaimana Allah SWT. berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّه مِنْ اَمْرِه يُسْرًا
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya” (QS. At-Thalaq: 4).
Namun, takwa tanpa didasari dengan ilmu hanyalah wacana. Maka dari itu, sangat penting bagi umat Islam untuk selalu mengedepankan menuntut ilmu. Ketika kita tidak mengedepankan menuntut ilmu, amalpun bisa menimbulkan bahaya hanya karena kita tidak memiliki ilmu. Hal tersebut sudah jauh-jauh abad diingatkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz:
مَنْ عَمِلَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Barang siapa yang beramal tanpa disertai ilmu, maka kemudaratan yang dihasilkan lebih banyak daripada kemaslahatannya”.
Pesan dari perkataan tersebut sangat jelas bahwa ilmu harus didahulukan oleh seseorang sebelum mengerjakan sesuatu (beramal). Seseorang yang beramal tanpa dilandaskan dengan ilmu maka tidak akan bisa memahami konsekuensi dari amalnya, sehingga dikatakan potensi kerusakan dan bahaya lebih besar daripada kemanfaatan dan kemaslahatan yang didapatkan.
Maka, melalui kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak mari kita bersama-sama menumbuhkan rasa cinta kepada ilmu karena ilmu menjadi jalan cahaya menuju kejayaan.
Ilmu adalah cahaya, sementara kebodohan adalah kegelapan. Dengan adanya ilmu, manusia bisa mengenal Tuhan; memahami agama; dan dapat mengelola kehidupannya. Sebaliknya, tanpa adanya ilmu, manusia akan tersesat dalam kebodohan dan kezaliman.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Manusia Bermanfaat
Karenanya, mari kedepankan ilmu sebagai penuntun perilaku kita. Ilmu merupakan warisan para nabi yang tentunya sangat penting untuk selalu dipelajari, dilestarikan dan dikembangkan agar bermanfaat bagi diri sendiri dan umat sehingga dapat menuntun kita lebih dekat dengan Sang Pencipta. Nabi Muhammad Saw. bersabda:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para nabi tidak diwariskan dinar dan dirham, sesungguhnya para nabi hanyalah mewariskan ilmu, maka barang siapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sempurna” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…..
Setelah mengerahkan segalanya untuk menuntut ilmu, jangan tinggalkan doa kepada Allah SWT. supaya diberikan ilmu yang bermanfaat. Ulama menjelaskan bahwa orang berilmu yang sejati adalah mereka yang mengambil manfaat dari ilmunya, lalu mengamalkannya dalam kehidupan. Adapun orang yang tidak mengambil manfaat dari ilmunya atau tidak mengamalkannya, maka kedudukannya sama saja dengan orang yang tidak berilmu. Bahkan, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mengantarkan pemiliknya untuk tunduk kepada Allah SWT., bukan sekadar pengetahuan yang menghiasi lisan dan pikiran.
Hadirin jemaat Jumat rahimakumullah…..
Akhirnya, mari kita jadikan cinta ilmu sebagai bagian dari hidup kita. Ajak keluarga kita belajar dengan gembira, jadikan rumah kita bercahaya dengan bacaan al-Qur’an, kitab, dan buku-buku lainnya. Jangan sampai kita lalai, karena umat Islam hanya akan mulia jika dekat dengan ilmu.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ
Penulis: Muhammad Luthfi Anam Khoirudin












