Dalam kehidupan bermasyarakat, perselisihan antar saudara adalah hal yang tak terelakkan. Namun, sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak membiarkan api perpecahan terus menyala. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menjadi penengah, pendamai, dan penjaga ukhuwah. Lewat khutbah Jumat dengan tema “Fa Ashlihuu Baina Akhowaikum; Maka Damaikanlah Antara Kedua Saudaramu”, kita diajak merenungi makna persaudaraan sejati dalam Islam.
Ditulis oleh Muhammad Zainur Rakhman, Penyuluh Agama Islam Fungsional Kabupaten Banyumas, khutbah ini mengupas pentingnya menjaga keharmonisan, saling memaklumi, serta menahan diri dari fanatisme yang memecah belah. Mari simak khutbah lengkapnya, dan semoga menjadi cermin bagi kita semua dalam membina hubungan yang rukun dan penuh rahmat.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Siapa Ismailmu?
Khutbah Jumat: Fa Ashlihuu Baina Akhowaikum; Maka Damaikanlah Antara Kedua Saudaramu
الْحَمْدُ للهِ، الْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا، وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، اتَّقُوا اللهَ وَرَاقِبُوهُ مُرَاقَبَةَ مَنْ يَعْلَمُ أَنَّهُ يَرَاهُ. وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَا يَضُرُّ وَلَا يَنْفَعُ وَلَا يُعْطِي وَلَا يَمْنَعُ سِوَاهُ.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ، فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ، وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.
Ma’asyiral Muslimin wa Zumrotal Mu’minin Rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah Ta’ala, atas karunia
kesabaran dalam menjalankan perintah, dan kekuatan untuk menjauhi dosa-dosa besar dan kekejian. Kita pun bersyukur, atas nikmat ibadah jum’at, dan kita doakan saudara-saudara kita yang sedang sakit atau dalam safar, semoga Allah sehatkan, dan berikan kesempatan pada jum’at yang akan datang. Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan judul khutbah, “Fa Ashlihuu Baina Akhowaikum; Maka Damaikanlah Antara Kedua Saudaramu.”
Jamaah jum’at yang dimuliakan Allah,
“Fa Ashlihuu Baina Akhowaikum; Maka Damaikanlah Antara Kedua Saudaramu.”,
adalah suatu pegangan dari Allah ‘Azza wa Jalla, suatu paugeran sesrawungan, dimana hal
tersebut termaktub dalam surat al Hujarat ayat 10, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua
saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.
Jama’ah Jum’at, yang diberkati Allah,
Ayat tersebut memberikan pesan kepada kita, bahwa sebagai seorang yang beriman,
hendaknya kita menjaga persaudaraan dengan sebaik-baiknya. Orang yang beriman, Tuhannya satu, Nabinya satu, sesama Ummat Sayyidina Muhammad Saw, hendaknya senantiasa menciptakan suasana keakraban, paseduluran, dan harmoni. Sebagai orang yang benar-benar mencintai Nabi Muhammad Saw, tentu kita akan menjaga agar ummat ini tidak terpecah belah.
Memang, perbedaan akan selalu ada. Ragam pandangan dan penafsiran agama, pasti
banyak, dan tidak mungkin diseragamkan. Yang terpenting adalah rukun Iman dan rukun Islam nya sama. Orang lain punya kebenaran, kita pun punya. Orang lain bisa salah, kita pun bisa salah. Di dunia ini, tidak ada kebenaran tunggal yang dikuasi satu orang atau satu kelompok. Semua, saling berbagi kebenaran,dan saling belajar, memaklumi satu dengan yang lain. Dengan demikian, kehidupan menjadi hangat, dan diliputi rahmat.
Rahmat Allah hanya akan turun, manakala, ummat bersatu dalam damai, saling menyayangi, dan saling memaklumi.
Jama’ah Jum’at, yang berbahagia,
Mukmin yang bijak, tidak akan mudah terprovokasi, terhasut dalam hal-hal yang
mengakibatkan permusuhan. Boleh saja meyakini kebenaran suatu pendapat, tapi jangan sampai memutlakkan, apalagi menjadikan itu sebagai alat mencela, menghina, dan memojokkan saudara kita. Orang yang benar, akan dibela oleh kebenaran itu sendiri, tidak perlu merasa membela kebenaran, tetapi sebenarnya membela egonya sendiri, keakuan sendiri.
Marilah kita menahan diri kita masing-masing, memfokuskan kepada nasib kita di
akherat; meneliti amal-amal kita, mawas diri, jangan sampai memperkeruh keadaan. Belajar untuk tidak menuntut dan tidak perlu menuding orang lain, cukup lihatlah batin kita yang terdalam. Kita mesti ingat, ungkapan orang jawa, “rukun agawe sentosa, crah agawe bubrah.”.
Wallahul Musta’an.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ
Baca Juga : Khutbah Idul Adha 1446 H: Pengorbanan Ibrahim dan Ismail di Era Modern
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ العَظِيمِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا” . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُحِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا
قَاضِيَ الحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
Muhammad Zainur Rakhman
(Penyuluh Agama Islam Fungsional Kabupaten Banyumas)