Khutbah Jumat: Cahaya Asyura di Bulan Muharram
Khutbah I
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي جَعَلَ شَهْرَ ٱلْمُحَرَّمِ أَوَّلَ ٱلسِّنِينَ وَٱلشُّهُورِ , أَشْهَدُ أَن لَّا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَصْفُورُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ٱلْمُبْعَوثُ لِيُخْرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَاتِ إِلَى ٱلنُّورِ , ٱللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ ٱللَّهِ … أُوصِيكُمْ وَاياي بِتَقْوَى ٱللَّهِ بِٱلْعِبَادَاتِ وَٱلذِّكْرِ وَٱلدُّعَاءِ . قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَىٰ وَهُوَ أَصْدَقُ ٱلْقَائِلِينَ : إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُولَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hidup di dunia ini ibarat ladang yang harus kita garap dengan tekun agar kelak panen kita berlimpah di akhirat. Dunia sementara, sedangkan akhirat kekal abadi. Islam mengajarkan kita untuk menyeimbangkan keduanya, tidak mengabaikan dunia tapi juga tak melupakan bekal akhirat.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kini kita berada di bulan Muharram yang mulia, penuh berkah dan keistimewaan. Di dalamnya ada hari ‘Asyura’ tanggal 10 Muharram, yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan sebagai kesempatan emas mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Refleksi Bulan Muharram
Salah satu amalan utama di hari ‘Asyura’ adalah berpuasa dan bersedekah, terutama kepada anak yatim dan yang membutuhkan. Anak yatim memiliki kedudukan mulia dalam Islam. Allah dan Rasul-Nya sangat memperhatikan hak mereka, bahkan memberi peringatan tegas bagi yang menyakiti atau mengabaikan mereka. Menyayangi anak yatim merupakan manifestasi kasih sayang agung dan amalan yang diridhoi Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ رُفِعَتْ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلَى رَأْسِهِ دَرَجَةٌ فِي الْجَنَّةِ
“Siapa pun yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka baginya setiap helai rambut di kepala anak yatim itu akan dinaikkan satu derajat di surga.” (HR. Abu Ya’la)
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Lebih dari itu, kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat erat terkait perhatian beliau terhadap anak-anak yatim. Sejak kecil, beliau telah menjadi anak yatim, kehilangan ayah sebelum kelahirannya dan ibu saat masih sangat muda. Pengalaman hidup ini menjadikan beliau sangat peka dan penuh kasih terhadap kondisi serta kebutuhan anak-anak yatim. Nabi Muhammad tidak hanya mengajarkan untuk menyayangi mereka, tetapi juga memberikan teladan nyata dengan merawat dan membela hak-hak mereka dengan penuh kelembutan dan keadilan. Beliau bersabda:
اَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا
“Aku dan orang yang memelihara anak yatim akan masuk surga seperti ini,” — beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah yang direnggangkan. (HR. Bukhari)
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Selain itu, di hari yang mulia ini, kita juga dianjurkan untuk melapangkan rezeki kepada keluarga kita. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ فَرَّجَ عَنْ أَهْلِهِ فِي عَاشُورَاءَ فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ فِي سَنَةٍ رِزْقَهُ
“Barang siapa melapangkan nafkah keluarganya di hari ‘Asyura’, maka Allah akan melapangkan rezekinya selama satu tahun.”
Melapangkan nafkah kepada keluarga di hari ‘Asyura’ akan mendatangkan kelapangan rezeki dari Allah selama setahun. Melapangkan nafkah berarti tidak pelit dalam memenuhi kebutuhan keluarga, memberikan yang cukup dan terbaik tanpa berlebihan. Banyak ulama dan sahabat Nabi, seperti Jabir bin Abdillah, telah membuktikan keberkahan amalan ini. Para ahli fiqih dari berbagai mazhab juga sepakat menganjurkan memperbanyak nafkah di hari ‘Asyura’ sebagai bentuk syukur dan usaha meraih keberkahan rezeki.
Marilah kita jadikan bulan Muharram dan hari ‘Asyura’ sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal saleh, dan menebar kasih sayang kepada sesama, terutama kepada anak-anak yatim dan keluarga kita.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Kemaslahatan di Atas Segalanya
Ingatlah, setiap kebaikan yang kita lakukan di hari yang mulia ini akan mendapatkan ganjaran berlipat ganda dari Allah SWT, menjadi bekal yang berharga saat kita kembali kepada-Nya di akhirat kelak.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ , اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ , اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ, وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى , وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ , وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ . وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ , اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ , اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ , عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً , وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً , يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ
Muhammad Shodiq Ma’mun
(Penyuluh Agama Islam Kecamatan Ajibarang)