
Purwokerto, nubanyumas.com – Suasana Hetero Space Purwokerto, Selasa (1/10/2025), berubah hangat dan penuh tawa. Bukan karena acara hiburan, tapi karena Kelas Mental Health yang diinisiasi oleh Dinkes Banyumas bersama DPRD Kabupaten Banyumas atas fasilitasi anggota Fraksi PKB, Tati Irawati.
Sebanyak 50 peserta dari berbagai kecamatan hadir, mayoritas para ibu muda. Mereka begitu antusias mengikuti setiap sesi, bahkan beberapa kali sesi tanya jawab nyaris melewati waktu yang dijadwalkan. “Kalau nggak diingatkan panitia, mungkin lanjut sampai sore, nggak habis-habis” kata Tati Irawati yang juga Ketua PC Fatayat NU Banyumas.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama: Psikolog dari RSUD Banyumas dan Liza Muthia Diniar. Liza sendiri merupakan praktisi dan founder Komunitas Sudah Well yang dikenal aktif dalam kampanye kesehatan mental di kalangan perempuan. Kedua pemateri memaparkan pentingnya memahami tanda-tanda gangguan mental dan bagaimana menjaga kewarasan di tengah tekanan hidup modern.
Anggota DPRD Banyumas dari Fraksi PKB, Tati Irawati, yang juga menggagas kegiatan ini, menjelaskan bahwa isu kesehatan mental harus ditempatkan sejajar dengan kesehatan fisik. “Kita sering bicara stunting, gizi, atau kesehatan anak. Tapi lupa, ibu yang mengasuh anak juga butuh sehat jiwanya,” ujarnya.
Tati menambahkan, banyak kasus stres, depresi, hingga konflik rumah tangga berawal dari ketidakseimbangan mental yang tidak tertangani. Karena itu, ia berencana membuat Kelas Mental Health sebagai program berkelanjutan yang bisa menjangkau lebih banyak komunitas perempuan di Banyumas. “Kita ingin perempuan Banyumas kuat, bahagia, dan berdaya. Karena kalau ibunya bahagia, keluarga juga akan sehat,” tegasnya.
Kelas yang awalnya dijadwalkan selesai pukul 11.00 WIB itu akhirnya baru benar-benar berakhir setelah pukul 12.30 WIB. Para peserta pulang dengan senyum lebar—bukan karena semua masalah selesai, tapi karena mereka merasa tidak sendirian.
Bagi Aryn ‘Gula Jawa’, salah satu peserta asal Kecamatan Ajibarang, kelas ini seperti “angin segar”. Ia mengaku sering merasa stres karena tuntutan pekerjaan dan keluarga yang menumpuk. “Kadang kita ini capek tapi nggak sadar. Kelas ini bikin saya ngerti bahwa nggak apa-apa merasa lelah, asal tahu cara pulihnya,” tuturnya.
Menurut Aryn, kegiatan seperti ini penting diperbanyak karena banyak ibu muda yang diam-diam menanggung beban psikologis tanpa tahu cara mencari bantuan. “Banyak yang tampak bahagia di luar, padahal di rumah sedang berjuang sendirian. Kelas ini bikin kami saling menguatkan,” tambahnya.