JAKARTA, nubanyumas.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikhbarkan bahwa awal bulan Dzulhijjah Tahun 1442 H jatuh pada hari Ahad (11/7).Hal tersebut didasarkan atas hasil rukyatul hilal di beberapa titik di Indonesia pada Sabtu (10/7).
Keputusan tersebut memberikan arti bahwa Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada Selasa, 20 Juli 2021.
“Atas dasar rukyatul hilal tersebut dan sesuai pendapat al-mazahib arba’ah, maka dengan ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengikhbarkan/memberitahukan bahwa: awal bulan Dzulhijjah 1442 H jatuh pada hari Ahad tanggal 11 Juli 2021,” demikian ikhbar yang tertulis dalam surat PBNU bernomor 5140/C.I.34/07/2021.
Khairun Nufus, pengurus Lembaga Falakiyah (LF) PBNU, menyampaikan bahwa setidaknya ada dua titik yang berhasil melihat hilal, yakni Balai Rukyat Hilal Condrodipo Gresik, Jawa Timur dan Tanjung Kodok, Lamongan, Jawa Timur.
Sebagai informasi, hasil perhitungan pada Sabtu (10/7) bertepatan 29 Dzulqa’dah 1442 H menunjukkan ketinggian hilal berada pada 3 derajat 12 menit 15 detik dengan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Sabtu (10/7) pukul 08:15:38 WIB. Hal ini berdasarkan markaz nasional di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Baca Juga : Begini Lafal Niat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah
Lebih lanjut, hilal terletak 25º 10’ 47” utara titik barat dengan kedudukannya berada pada 5º 27’ 20” utara Matahari dalam keadaan miring ke utara. Hilal dapat dilihat selama 16 menit 40 detik sejak terbenamnya matahari.
Dari hasil hisab, dapat diketahui bahwa parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua dengan tinggi hilal mencapai 2 derajat 7 menit dan lama bulan di atas ufuk 11 menit 32 detik, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dengan tinggi mencapai 4 derajat 15 menit dan lama Bulan di atas ufuk 20 menit 40 detik.
Hasil hisab tersebut menunjukkan bahwa hilal di seluruh Indonesia telah memenuhi kriteria imkanurrukyah. Hasil laporan rukyatul hilal dari titik–titik rukyat di lapangan disalurkan ke PBNU melalui LF PBNU sebagai bahan pertimbangan sikap Nahdlatul Ulama dalam forum sidang itsbat penetapan awal Dzulhijjah 1442 H yang digelar Kementerian Agama RI. Hasil tersebut juga menjadi bahan bagi ikhbar PBNU tentang 1 Dzulhijjah 1442 H untuk Nahdliyin se-Indonesia.(*)