ISNU–ISKA Siap Kerjasama, Perkuat Sinergi Intelektual untuk Kemaslahatan Umat

PURWOKERTO, nubanyumas.com – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) sepakat memperkuat kerja sama berkelanjutan dalam bidang intelektual dan sosial kemasyarakatan. Komitmen tersebut mengemuka dalam pertemuan silaturahmi dan dialog kebangsaan yang digelar sebagai bagian dari upaya merawat ruang publik yang inklusif dan berorientasi pada kemaslahatan bersama.

Ketua ISNU, Prof. Dr. Nurul Anwar, menegaskan bahwa kolaborasi lintas iman dan lintas disiplin keilmuan merupakan keniscayaan di tengah tantangan kebangsaan yang semakin kompleks. Menurutnya, intelektual memiliki tanggung jawab moral untuk hadir menawarkan solusi, bukan sekadar wacana.

“ISNU memandang kerja sama dengan ISKA sebagai ikhtiar strategis untuk memperluas kontribusi intelektual bagi umat dan bangsa. Kemaslahatan tidak bisa dibangun secara sektoral, melainkan melalui sinergi dan dialog yang berkesinambungan,” ujar Prof. Nurul Anwar.

Ia menambahkan, tradisi keilmuan yang tumbuh di lingkungan Nahdlatul Ulama sejatinya sangat terbuka terhadap kerja sama lintas kelompok. Nilai tawassuth, tasamuh, dan tawazun menjadi fondasi kuat bagi ISNU untuk membangun jembatan intelektual dengan berbagai elemen masyarakat.

Senada dengan itu, perwakilan ISKA menyambut baik penguatan kolaborasi tersebut. Menurutnya, kerja sama antara ISKA dan ISNU tidak hanya penting dalam konteks dialog antariman, tetapi juga sebagai ruang bersama untuk merumuskan gagasan-gagasan kebangsaan yang solutif dan aplikatif.

“Kami melihat ISNU sebagai mitra strategis dalam mengembangkan pemikiran kritis dan kerja nyata untuk kepentingan masyarakat luas. Sinergi ini diharapkan melahirkan program-program intelektual yang berdampak langsung,” ungkap perwakilan ISKA dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan ISNU dan ISKA ini juga membahas peluang kolaborasi konkret, mulai dari diskusi publik, riset sosial-keagamaan, hingga penguatan literasi kebangsaan di kalangan generasi muda. Kedua organisasi sepakat bahwa kerja intelektual harus bersentuhan langsung dengan realitas sosial.

Prof. Nurul Anwar menekankan bahwa keberlanjutan kerja sama menjadi kunci utama. Ia berharap pertemuan ini tidak berhenti pada simbolik, melainkan ditindaklanjuti dengan agenda bersama yang terukur dan berorientasi pada kemanfaatan jangka panjang.

“Ketika para sarjana lintas iman bisa duduk bersama, berdialog, dan bekerja untuk kepentingan bersama, di situlah nilai kebangsaan menemukan maknanya. Inilah kontribusi intelektual yang kami cita-citakan,” pungkasnya.

Tulisan sebelumnyaLaeli Azizah Terpilih Pimpin PAC Fatayat NU Kebasen Periode 2025–2029

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini