KEMBARAN, nubanyumas.com – Kenapa kita memperingati Maulid Nabi? Kenapa peringatan Maulid Nabi selalu diulang-ulang setiap tahun? Bahkan ada yang setiap bulan dan setiap seminggu sekali memperingati Maulid Nabi?
Demikian pertanyaan itu disampaikan oleh Ketua  Jam’iyyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya, ketika mengawali ceramahnya di Pesantren Bani Malik Kedungparuk Kembaran Banyumas Jawa Tengah, Ahad, (7/11/2021) kemarin.
Karena, lanjut Habib Luthfi, memperingati Maulid Nabi memiliki inti untuk menambah rasa cinta kepada Nabi dan merupakan wujud rasa syukur dan bentuk terima kasih kita kepada Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW. Jika ada orang yang tidak mau memperingati Maulid Nabi, maka ia termasuk orang yang tidak tahu terima kasih.
“Mampukah kita membawa rasa terima kasih itu menjadi sesuatu yang fundamental dalam diri kita, membawanya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya teman. Agar kita menjadi orang yang tahu rasa terima kasih, entah itu kepada Allah, kepada Nabi dan Kepada sesama manusia,” katanya.
Habib Luthfi juga mengaku bersyukur bahwa di Indonesia ada momentum peringatan hari Pahlawan. Peringatan tersebut menurutnya bukan sebatas peringatan saja, tapi menjadi suatu cara menguak sejarah mutiara terpendam. Kita, lanjut Habib Luthfi juga perlu mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah berjuang mempertahankan tanah air ini sehingga bendera merah putih tetap bisa berkibar sampai hari ini.
Baca Juga : UNIK! Cah Enom, Gagah-Ayu, Eman, Blusukan Pasar. Ngapain?
“Tentu kita tidak akan pernah lupa dengan jasa-jasa mereka, karena diantara para pahlawan itu tidak bisa lepas dari warosatul anbiya,” tegasnya.
Seandainya, jika dalam peringatan haul para ulama kita sudah memotong 100 ekor kambing. Apakah itu mampu membalas jasa-jasa mereka, jelas tidak bisa dan itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan jasanya bagi bangsa dan negara ini.
“Mari kita bersama merenung dan bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita perjuangkan, kontribusi apa yang sudah kita berikan,” lanjutnya.
Kemerdekaan negara Indonesia ini bukanlah sebuah hadiah, tetapi hasil dari perjuangan berdarah-darah para pahlawan. Kita tentu tak rela jika negara yang kita cintai ini menjadi terpecah belah. Maka dari itu, mari kita mengucapkan terima kasih kepada mereka para pahlawan yang telah berjuang dengan cara selalu menjaga persatuan bangsa ini.
“Jangan kecewakan mereka dengan memecah belah bangsa ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, acara Maulid Nabi yang dirangkai dengan Haul Syekh Muhammad Abdul Malik Kedungparuk dan Para Mursyid Thoriqoh itu diisi dengan sholawatan bersama Majlis Sholawat Azzahir Pekalongan dan ceramah oleh Habib Muhammad Al-Habsy Pekuncen.(*)