Ini Alasan Mengapa Transportasi Selama Armuzna 2023 Banyak Terlambat!

Makkah,nubanyumas.com – Puncak ibadah haji 2023 agak terganggu dengan transportasi selama Armuzna 2023 banyak terlambat.

Menurut cerita dan pengalaman di lapangan, kemacetan memang selalu menjadi PR saat pengangkutan jemaah selama Armuzna 2023.

Banyak netizen yang mendengar kabar ini kemudian dengan segera mengutuk pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kemenag.

Namun banyak dari netizen yang tidak tahu, bahkan jemaah haji, mengenai skema pengadaan pelayanan jemaah haji.

Skema Pelayanan Ibadah Haji

Arab Saudi sebagai pemilik otoritas dua kota suci mewajibkan negara pengirim jemaah haji untuk bekerjasama dengan agen layanan lokal.

Agen lokal inilah yang kemudian akan menyediakan fasilitas bagi jemaah haji.

Pada tahun 2023, Mashariq merupakan agen lokal yang menangani pelayanan jemaah haji Indonesia.

Mashariq juga menangani beberapa jemaah haji dari negara Asia Tenggara lainnya.

Pada prakteknya, Mashariq menggunakan jasa sub agen yang disebut dengan Maktab untuk mempermudah pelayanan.

Namun ini adalah titik mula dari perbedaan pelayanan disebabkan oleh banyaknya sub agen yang dikontrak oleh Mashariq.

Baca Juga : Di Mana Hotel Jemaah Haji Embarkasi SOC 2023 Di Makkah? Ini Daftarnya

“Permainan” Perusahaan Transportasi

Perlu diketahui bahwa bis yang boleh masuk ke Arafah harus mempunyai surat ijin.

Surat ijin seharga 6000 SR berlaku hanya untuk satu kali masuk.

Namun karena perusahaan transportasi atau sub agen Mashariq ingin mendapat untung banyak, maka mereka mencari calon jemaah lain yang berani membayar lebih banyak.

Sehingga sangat mungkin untuk melakukan pembatalan pada detik-detik terakhir.

Kalaupun tidak dibatalkan, maka penjemputan kedua bisa jadi sangat lambat karena supir bus harus berurusan dulu dengan polisi.

“Permainan” semacam ini, apabila tidak dilakukan langsung oleh perusahaan maka bisa dilakukan oleh supir bus yang ingin meraup banyak uang.

Naas, praktek semacam ini memakan banyak korban.

Banyak Jemaah haji yang mengalami keterlambatan saat pendorongan dari hotel ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, dan Muzdalifah ke Mina.

Banyak juga yang bahkan gagal memenuhi waktu wukuf di Arafah (siang hari 9 Dzulhijah).

Perlu diketahui, keterlambatan tak hanya terjadi pada jemaah haji Indonesia reguler namun juga jemaah haji khusus.

Penulis mendapati dua orang jemaah haji khusus harus berjalan dari hotel di wilayah Aziziyah hingga Arafah dengan jarak 22 km.

Pada akhirnya, ibadah haji bukan hanya tentang kewajiban tapi juga manajemen pelayanan yang rapi dari negara pengelola yaitu Arab Saudi.(*)

Tulisan sebelumnyaJalin Solidaritas, PAC Fatayat NU Cilongok Gelar Porseni
Tulisan berikutnyaSetelah Ibadah Haji, Lalu Apa?

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini