Idris Ziee: Santri Andalusia Ketum KSSP Nusantara, Mengubah Dunia Sound System Pesantren

Mahasantri Ma'had Aly Andalusa, Idris Ziee (kanan), saat dikukuhkan menjadi Ketum KSSP Nusantara di Kopdar KSSP di An Nawawi, Berjan, Purworejo.

Oleh : Hisyam Abdillah*

DARI deretan santri yang mencintai dunia teknologi audio, nama Idris Ziee menempati ruang tersendiri. Lahir dari lingkungan Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Andalusia, Idris tumbuh dengan perpaduan kuat antara tradisi, adab, dan kecintaan pada keterampilan teknis. Dari sinilah benih gagasan untuk membentuk KSSP Nusantara—komunitas teknisi sound system pesantren pertama skala nasional—mulai tumbuh.

Sebagai santri Andalusia, Idris dikenal tekun berada di balik mixer setiap kali pesantrennya menggelar acara. Ketelitiannya mengatur keseimbangan suara, memastikan mikrofon stabil, dan menjaga kenyamanan jamaah bukanlah sekadar tugas teknis, melainkan wujud khidmah. Ia percaya bahwa dakwah yang baik memerlukan dukungan perangkat audio yang baik pula.

Kesungguhan itu akhirnya membawanya pada gagasan besar: membangun komunitas yang mampu menghimpun para operator pesantren di seluruh Indonesia. Dengan dukungan rekan-rekan sesama santri, Idris merumuskan konsep KSSP Nusantara, lalu dipercaya menjadi ketua umum pertamanya. Di tangan Idris, komunitas ini berkembang menjadi ruang belajar, berbagi pengalaman, dan membangun standar profesional baru di dunia tata suara berbasis pesantren.

Idris memimpin KSSP Nusantara dengan membawa nilai khas yang ia dapatkan dari pengasuhan KH. Zuhrul Anam Hisyam: adab, kehati-hatian, dan rasa tanggung jawab dalam setiap amanah. Nilai-nilai itulah yang memengaruhi cara ia membangun pola kerja komunitas, sehingga setiap anggota tidak hanya belajar teknis audio, tetapi juga karakter sebagai seorang santri.

Sebagai figur sentral, Idris menekankan bahwa teknisi sound system bukan sekadar operator peralatan. Mereka adalah penjaga kualitas dakwah. Suara yang jernih, stabil, dan nyaman didengar adalah bagian penting dari tersampaikannya pesan agama dengan baik. Dengan pemikiran itu, ia ingin menjadikan teknisi pesantren punya posisi terhormat dan strategis.

Kiprah Idris menjadi inspirasi bahwa santri memiliki ruang besar untuk berkontribusi dalam perkembangan teknologi tanpa meninggalkan tradisi. Dari balik perangkat mixer, ia menunjukkan bahwa khidmah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dan kontribusi santri dapat bersinar terang—bahkan ketika mereka bekerja di balik layar.

Biodata Idris Ziee
Nama : Muhammad Idris Alfauzi
Nick Name : Idris Ziee
Alamat: Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
TTL : Kebumen, 9 April 2003

Riwayat Pendidikan:
SDN Bonorowo
SDN 2 Sidogede
SDN 3 Abean (kelas 5 – Lulus)
MTsN 7 Kebumen
SMA Islam Andalusia
Mahad Aly Andalusia.

Hobi: Menyanyi, bermain musik, menulis, membaca, mengulik alat/software audio.
Karya Buku : Basic Audio Pesantren (2025).

*) Hisyam Abdillah, Mahasantri Ma’had Aly Andalusia Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. Peserta aktif UKM Jurnalistik.

Tulisan sebelumnyaKSSP Nusantara: Gerakan Baru Wadah Teknisi Audio di Lingkungan Pesantren

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini