Penulis buku Kisah-kisah Banser yang Mendebarkan Nadhief Shidqi, menceritakan salah satu cerita jenaka yang yang ia dengar sendiri dalam sebuah acara Nahdlatul Ulama (NU).
Cerita tersebut disampaikan dalam acara Bedah buku Kisah-kisah Banser yang Mendebarkan Selasa, (4/1/2022) sore di Rumah Budaya Ahmad Tohari Jatilawang Banyumas Jawa Tengah.
Menurut Nadhief masih sangat fresh karena terjadi pada tanggal 1 Januari 2022, dan belum ada yang menuliskannya dalam buku.
“Saat itu dalam sebuah acara syukuran terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umun PBNU di Muktamar 34 NU, yang diadakan di Krapyak,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua PC GP Ansor Rembang itu.
Baca Juga : Kepolosan dan Keikhlasan Banser Dalam Kisah-kisah Banser yang Mendebarkan
Saat diberi waktu untuk memberikan sambutan, KH Ali Akbar Marbun dari Medan menyampaikan pesan dan penegasan bahwa NU dan kader-kadernya sudah bukan saatnya untuk mengurusi hal-hal kecil.
“NU dan kader-kadernya sudah harus memikirkan hal-hal besar, memikirkan peradaban dunia. Harus memikirkan sumbangsih apa yang harus diberikan kepada dunia dan kehidupan Negara Indonesia,” lanjut Nadhief menirukan ceramah Kiai Ali.
Hal-hal kecil yang remeh temeh, lanjut Nadhief menurut Kiai Ali sudah tidak usah diurusi. Seperti urusan jenggot dan celana cingkrang sudah bukan arena dinamika NU. Jika ada yang masih bertanya tentang jenggot dan celana cingkrang untuk dibiarkan saja.
“Urusan jenggot kita serahkan kepada tukang cukur dan urusan celana cingkrang kita serahkan kepada tukang jahit,” pungkas Nadhief sambil mengatakan salam penutup sambutan seperti yang dilakukan Kiai Ali.(*)
Lucu