Pembacaan shalawat nariyah dalam memperingati hari santri nasional tahun 2023 merupakan implementasi dari dakwah santri.
Hal ini disampaikan oleh KH. Dr. Mukhlis Aliyudin, M.Ag, pimpinan Ponpes Modern Al Aqsho sekaligus Wakil Dekan II FDK UIN SGD Bandung.
Hakikatnya pembacaaan serempak shalawat Nariyah yang diagendakan oleh Kementerian Agama RI pada jam 19.30 WIB tanggal 21 Oktober 2023, menurut Prof. Dr. H. Enjang AS, M.Si, MAg sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung merupakan pesan dakwah santri untuk memohon keselamatan, dicurahkan hujan, kesejahteraan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia.
Bahkan secara tidak langsung mengajak umat untuk menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang bisa mendatangkan bala dan malapetaka bagi bangsa Indonesia.
Dalam hal ini, Dr. H. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag, Wadek 1 FDK UIN SGD Bandung saat menghadiri acara peringatan HSN 2023 di Aula Anwar Musaddad telah menyebutkan bahwa pembacaan shalawat Nariyah merupakan bentuk doa yang dikumandangkan oleh para santri sebagai penghormatan dalam memuliakan Nabi Muhammad SAW.
Sholawat Nariyah juga merupakan permohonan agar dicurahkannya rahmat, berkah dan pertolongan Allah SWT kepada bangsa Indonesia.
Hal ini sesuai dengan substansi dari teks shalawat nariyah, “Allâhumma shalli shalâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman ‘alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzi tanḫallu bihil-‘uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdlâ bihil-ḫawâiju wa tunâlu bihir-raghâ’ibu wa ḫusnul-khawâtimi wa yustasqal-ghamâmu biwajhihil-karîmi wa ‘alâ âlihi wa shaḫbihi fî kulli lamḫatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’lûmilak”.
Yang artinya ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujan pun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”
Inilah model dakwah santri melalui pembacaan shalawat nariyah yang dilakukan secara kontinum dan bersifat regeneratif dari masa ke masa dan substansinya merupakan spirit dari “jihad santri jayakan negeri”.
Sepakat dengan Prof. KH. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Rektor UIN SGD Bandung dalam sambutan acara HSN di aula Anwar Musaddad bahwa hari santri bisa jadi berhenti pada tanggal 22 Oktober, tetapi jiwa santri harus tetap lestari sepanjang masa untuk selalu berjihad dalam menciptakan, memelihara dan menjaga kejayaan negeri. (die hening)