Aku hanya seorang anggota biasa didalam organisasi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor). Aku aktif di Ansor tingkat Ranting Desa Sudimara Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas sebagai Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sebuah badan semi otonom di Ansor yang bertugas untuk mengawal, menjaga dan memastikan kegiatan Ansor berjalan dengan lancar.
Selain itu, aku juga sering diminta untuk membantu mengamankan kegiatan sosial kemasyarakatan lainya yang ada di Sudimara. Seperti kegiatan vaksinasi Covid-19 yang diadakan oleh Pemerintah Desa Sudimara Kamis, 9 Desember 2021 kemarin.
Aku bersama 12 teman-temanku ditugaskan oleh Ketua Ansor untuk ikut menjaga kegiatan tersebut, karena lokasi Balai Desa yang berada persis didepan jalan raya, sehingga kami diberi tugas untuk memastikan para warga yang akan atau pulang dari Balai Desa bisa menyebrang dengan aman.
“Allhamdulliah, semua warga bisa aman untuk menyebrang,” kataku kepada wartawan NU Online Banyumas ketika mewawancarai ku untuk menulis kisah ini.
Setelah bergantian tugas, aku bergegas menuju ke lokasi vaksinasi untuk melihat langsung bagaimana proses penyuntikan vaksin kepada masyarakat itu dilakukan, memastikannya agar semuanya berjalan dengan lancar.
Ditengah pemantauan itu, aku menemukan seorang warga yang sedang menangis di tengah-tengah keramaian proses vaksianasi. Aku lalu menemuinya untuk menayakan hal apa yang terjadi, usut punya usut ternyata karena ia takut terhadap jarum suntik.
Kami kemudian menenangkannya, menjelaskan bahwa jarum suntik itu tidak berbahaya dan tidak akan menyakitinya, karena yang menyuntik adalah seorang tenaga kesehatan profesional yang sudah berpengalaman dan vaksin itu baik untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Usai ia tenang, kami kembali berjalan melihat yang lain.
Tak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat seorang tua yang sudah sangat sepuh sedang kesusahan melangkahkan kakinya untuk berjalan. Aku lalu bergegas menemuinya, menawarkan pundak ku sebagai tumpuan untuk menggendongnya dan mengantarkan sampai ke rumahnya.
“Aku sangat merasa kasihan melihatnya, secara spontan aku menggendongnya hingga sampai di rumahnya,”
Spontanitasku itu bukan karena apa-apa, karena sebagai anggota Banser aku sudah disumpah untuk bertugas untuk mengawal ulama, membantu masyarakat dan aku juga sudah dididik untuk sigap didalam kondisi apapun, sehingga karena posisiku lah yang saat itu paling dekat di antara teman-temanku, aku sigap untuk membantunya.
Aku Sukron Ma’mun, “Aku menggendongnya karena aku peduli dengannya,”.
Kontributor:Â Yanuar Reza & Khafidz Sya’bani