Akibat Perubahan Iklim, Nahdliyin Diminta Bersiap Hadapi Krisis Pangan

Perubahan Iklim
Perubahan Iklim (Foto/Ova)

SEMARANG,nubanyumas.com – Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng) KH Ubadillah Shodaqoh perubahan iklim yang terjadi di wilayah Eropa dan Amerika akan memicu terjadinya krisis pangan. Sehingga ia meminta kepada warga NU untuk bersiap menghadapinya.

Diprediksi krisis pangan akibat pergeseran iklim akan terjadi dalam kurun waktu 15 tahun sampai 20 tahun kedepan. Perubahan iklim yang terjadi mengakibatkan lahan pertanian di Eropa dan Amerika terancam tidak lagi produktif, sehingga mereka akan memburu lahan baru untuk menjamin produksi pangan.

“Kondisi ini berpotensi memicu krisis dan ketegangan politik yang tidak mustahil bisa menimbulkan perang memperebutkan lahan subur untuk ketersediaan pangan seperti yang terjadi sekarang ini di kawasan ladang minyak dan energi,” katanya Rabu,(5/1/2022) dilansir dari NU Online Jateng.

Ekspansi Amerika bersama sekutunya ke negara-negara penghasil minyak yang melimpah di Timur Tengah, menurut Kiai Ubaidillah tak bisa dilepaskan dari ambisi mereka untuk menguasai sumber daya energi.

“Perubahan iklim menjadikan aktivitas produksi pangan di wilayah teritorial negara adikuasa dan sekutunya itu sangat terganggu. Temperatur suhu di kawasan Eropa dan Amerika pada musim dingin minus 15 derajat celcius dan pada saat musim panas mencapai 50 derajat celcius,” lanjutnya.

Kondisi tersebut menyebabkan gagal panen, kemudian pada gilirannya akan pecah krisis pangan.

Baca Juga : Anekdot Kiai Amin Dari Madura

Dijelaskan bahwa, untuk memetik atau panen tanaman ketela misalnya, harus menunggu 18 bulan, atau kacang-kacangan yang menjadi makanan pokok di Arab harus impor dari negara Sudan Afrika.

Belakangan ini, tambah Kiai Ubed produktivitas komoditas tersebut sangat bergantung pada pupuk atau mes yang harganya sangat mahal atau tinggi sehingga selisih antara biaya produksi dan panen sangat jomplang, akibatnya petani rugi dan target ekonomi tidak tercapai.

“Wilayah nusantara yang hingga kini oleh Allah SWT dikaruniai iklim yang stabil tidak mustahil menjadi incaran mereka, bisa jadi akan menjadi kawasan krisis karena menjadi lahan perebutan komoditas pangan dunia,” tambahnya.

Karena itulah warga NU mulai sekarang bersiap diri menjaga keberkahan yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Warga NU harus segera menyiapkan generasi yang mencintai dan menekuni dunia pertanian.

Diketahui bahwa PWNU Jateng, melalui lembaga pertanian NU sedang mengenalkan program tata kelola pertanian organik yang dapat memelihara kesuburan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas panen. Di beberapa daerah hasil pertanian organik tersebut sudah bisa dirasakan hasilnya sampai saat ini.(*)

Tulisan sebelumnyaMulai 8 Januari, Ibadah Umrah Kembali Bisa Dilakukan
Tulisan berikutnyaDigelar Besok, Ini Jadwal Acara Konfercab XI IPNU IPPNU Banyumas

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini