PEKUNCEN, nubanyumas.com – Tradisi nyadran yang dilakukan setiap bulan Sya’ban atau menjelang bulan Ramadhan sangat penting untuk dilakukan, sebagai pengingat kepada manusia akan titi mangsa kehidupan di dunia.
Demikian disampikan Kiai Abdul Hakham Chariri saat menyampaikan tausiyah dalam kegiatan Santun Tradisi Nyadran yang digelar Ansor desa Cikembulan Pekuncen bekerja sama dengan pemerintah Desa setempat Ahad,(27/3/2022) pagi.
“Selain menjalin silaturahmi, penting juga bahwa sebagai manusia kita sadar akan titi mangsa berkehidupan di dunia ini,” tegas Gus Hakham, sapaan akrabnya.
Kegiatan yang digelar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Grumbul Cipero Desa Cikembulan ini diikuti oleh ratusan warga masyarakat Desa Cikembulan, hadir juga Kepala Desa Cikembulan, Agus Widjaya.
Ketua GP Ansor Ranting Cikembulan, Anas, kepada nubanyumas.com mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan menjalin erat tali silaturahmi antar warga Desa Cikembulan serta merawat tradisi nyadran.
Baca Juga : Jelang Ramadhan, Ansor Cikembulan Nyadran Bersama Masyarakat
“Untuk mempererat jalinan silaturrahmi serta merawat tradisi,” kata Anas.
Anas melanjutkan, kegiatan nyadran dimulai pukul 06.30 WIB, diisi dengan tausiyah dan doa bersama oleh Kiai Chasir Abdul Aziz serta Kiai Abdul Hakham Chariri.
“Dipilihnya TPU ini karena terdapat beberapa alim ulama dan sesepuh yang semayam, seperti Kiai Abdul Chalim, Kiai Chayatul Makky, Nyai Chamdah, Agus Taruno (Bapak dari Bupati Banyumas Ahmad Husein), dan sesepuh desa Mbah Lurah Singawijaya,” jelas Anas.
Diketahui, nyadran diambil kata sadran yaitu penamaan bulan sya’ban dalam bahasa jawa. Nyadran sendiri merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga NU untuk menyambut bulan suci Ramadhan dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan ulama. (*)
Kontributor : Mei Natiqoh
Editor : Kifayatul Ahyar
