Tingkatkan Kapasitas, Muslimat NU Pancurendang Gelar Pelatihan Administrasi dan Dirigen

AJIBARANG,nubanyumas.com – Pimpinan Ranting (PR) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya pengurusnya. Hal ini diwujudkan melalui Pelatihan Public Speaking, Dirigen, dan Administrasi Organisasi yang digelar di Kelompok Bermain (KB) Muslimat NU Kasih Ibu, Kamis (13/11/2025).

Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh jajaran Pengurus Koordinator Anak Ranting (KAR), Pengurus Ranting Muslimat, Fatayat NU, serta para Kepala PAUD/TK di lingkungan Desa Pancurendang.

Ketua Panitia, Khomsiah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang hadir. Ia berharap pelatihan ini menjadi sarana menambah wawasan mengenai peran strategis Muslimat NU di tengah masyarakat.

Senada dengan itu, Penasehat Muslimat NU Pancurendang, Endang, menekankan pentingnya keseimbangan peran perempuan.

“Keterampilan harus ditingkatkan agar hidup semakin bermanfaat, namun jangan sampai meninggalkan kewajiban utama sebagai ibu dan istri di rumah,” pesannya dengan bijak.

Dukungan penuh juga datang dari jajaran Syuriyah NU Desa Pancurendang dan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Ajibarang. Keduanya menegaskan bahwa kemampuan memimpin lagu (dirigen), berbicara di depan umum, dan tertib administrasi adalah bekal vital untuk menunjang kinerja jamiyah.

Pada sesi materi dirigen, peserta diajak memahami gerak dasar seorang konduktor, mulai dari pola birama 2/4 hingga 6/8, teknik hitungan, serta dinamika memimpin lagu.

Narasumber menekankan bahwa seorang dirigen tidak hanya soal gerakan tangan, tetapi juga wibawa dan penjiwaan.

“Memimpin paduan suara harus dilakukan dengan hati yang ikhlas, prinsipnya ‘dari kita untuk kita’. Ini agar nyanyian atau mars yang dibawakan bisa menyentuh dan membawa semangat bagi jamaah,” ujar pemateri.

Sesi selanjutnya membahas public speaking dan teknik menjadi pembawa acara (MC). Peserta dibekali ilmu tentang penguasaan panggung, bahasa tubuh, intonasi vokal, hingga tata urutan acara yang sesuai standar NU (dimulai dengan tawassul/Al-Fatihah, selawat, dsb).

Pemateri mengingatkan bahwa seorang MC yang baik memiliki fungsi sebagai pengatur lalu lintas acara, bukan untuk mencari panggung sendiri.

“MC harus mampu menjaga suasana tetap kondusif, memilih bahasa yang sopan, serta berpenampilan rapi sesuai situasi, baik formal maupun non-formal,” jelasnya.

Sesi penutup diisi dengan materi administrasi organisasi oleh Eti Suryati dan Siti Zaitun. Keduanya menegaskan kaidah penting dalam berorganisasi: “ketika tidak tercatat, maka dianggap tidak ada.”

Oleh karena itu, pengurus ranting wajib mengelola 12 buku administrasi, mulai dari Buku Daftar Anggota, Arsip Surat Masuk/Keluar, Inventaris, hingga Buku Piket dan Ekspedisi.

“Administrasi bukan sekadar tumpukan buku fisik, tetapi wujud kemauan dan keikhlasan kita dalam merawat organisasi agar program kerja berjalan rapi dari perencanaan hingga evaluasi,” tegas Eti Suryati.

Kegiatan pelatihan ini ditutup dengan suasana penuh keakraban. Para peserta mengaku mendapatkan ilmu praktis yang siap diterapkan, baik di lingkungan organisasi NU maupun di lembaga pendidikan masing-masing.

 

Penulis: Mei Fitri
Editor: Ahyar

Tulisan sebelumnyaIni Doa Agar Hujan Berhenti dan Cuaca Cerah, Yuk Amalkan!

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini