PURWOKERTO, nubanyumas.com – Keluarga besar Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, harus punya jiwa militan terhadap ahlussunah wal jamaah annahdliyyah. Menjadi lokomotif paham islam wasthiyah, moderasi Islam. Terutama, dosen atau staff pengajar yang ada di dalamnya.
Demikian penegasan itu disampaikan Dewan Pengasuh Ponpes Darussalam Dukuhwaluh, Gus Enjang Burhanudin Yusuf MPd. Gus Enjang, sapaan akrabnya menyampaikan itu dalam Kajian Aswaha; NU, Islam dan Indonesia, Jumat (26/3/2021) di aula kampus setempat.
“Civitas akademika UNU Purwokerto harus punya jiwa militansi terhadap ahlussunnah wal jamaah annahdliyyah. Harus ada penekanan ‘annahdliyyah’ karena ini jelas NU,” kata Gus Enjang.
Sebagai dosen misalnya, militansi itu dicontohkan Gus Enjang dalam beberapa hal. Misalnya saat mengajar, saat mengisi materi atau diundang jadi pembicara. Atau juga menjadi dosen yang concern terhadap isue islamic studies yang mengarah pada pendalaman dan penguatan aswaja annahdliyyah.
“Contoh lain, sudah tidak zamannya kita mempertentangkan agama dan negara. Islam dan Indonesia. Kita sangat bisa sholeh tetapi tetap Indonesia. Kita punya jiwa Nasionalisme sangat Indonesia tetapi sekaligsu islami,” terang murid dari KH Marzuqi Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur tersebut.
Rektor UNU Purwokerto, Prof Dr Rochadi Abdulhadi kajian aswaja memang sesuai dengan visi misi kampus. “Ya salah satu nilai di kampus kita memang aswaja. Maka harus kita tonjolkan itu, jangan rnagu-ragu,” katanya kepada nubanyumas.com.
Kontributor : Walid
Editor : Djito El Fateh