Purwokerto, nubanyumas.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, menyampaikan pidato penting dan penuh semangat dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-91 Gerakan Pemuda (GP) Ansor di GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Dalam acara yang berlangsung khidmat dan semarak tersebut, Gus Yahya menyampaikan tiga perintah utama kepada seluruh kader GP Ansor di seluruh dunia sebagai panduan gerakan ke depan.
Acara ini dihadiri ribuan kader Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari berbagai daerah, serta sejumlah tokoh nasional. Di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Zulkifli Hasan yang juga merupakan tokoh NU asal Lampung, serta Menteri Sosial dan Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf.
Mengawali pidatonya, Gus Yahya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh kader GP Ansor atas usia organisasi yang telah mencapai 91 tahun. “Ansor, selamat ulang tahun ke-91,” serunya disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin. Ia kemudian menekankan bahwa perjalanan panjang GP Ansor adalah bukti nyata dari sejarah kesetiaan.
“91 tahun ini adalah sejarah kesetiaan. Kesetiaan kepada Dinullah, kesetiaan kepada Ahlussunnah wal Jamaah, kesetiaan kepada kemanusiaan, kesetiaan kepada Nahdlatul Ulama, dan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Gus Yahya.
Baca Juga : Harlah ke-91 GP Ansor: Dari Banyumas, Banser Siap Kawal Ketahanan Pangan Bangsa
Tiga Perintah Utama untuk Kader GP Ansor
Dalam pidatonya, Gus Yahya memberikan tiga perintah utama kepada seluruh kader GP Ansor di seluruh dunia.
Pertama, ia menegaskan pentingnya mempertahankan kesetiaan terhadap NKRI dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Ia menyebut NKRI sebagai kubu perjuangan untuk membangun peradaban mulia bagi seluruh umat manusia.
“Dengan ini saya perintahkan kepada Gerakan Pemuda Ansor dan kader-kadernya di seluruh dunia untuk terus memegang teguh kesetiaan itu. Untuk terus berjaga bagi keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Gus Yahya menekankan bahwa dalam situasi apa pun, NKRI harus tetap berdiri tegak. “Di tengah keadaan apa pun, dalam kesulitan apa pun, dalam badai macam apa pun, NKRI harus terus tegak berdiri,” serunya.
Kedua, Gus Yahya menyebut GP Ansor sebagai kaki dan roda Nahdlatul Ulama. Menurutnya, Ansor adalah kekuatan yang mendorong dan menggerakkan NU ke arah tujuannya.
“Gerakan Pemuda Ansor adalah kakinya Nahdlatul Ulama, rodanya Nahdlatul Ulama, elemen kinetik Nahdlatul Ulama. Maka saya perintahkan Ansor untuk memperkuat konsolidasi dengan seluruh jajaran kepemimpinan NU di semua tingkat. GP Ansor dan NU tidak boleh tidak bergerak bersama,” tegasnya.
Ia juga menginstruksikan agar seluruh jajaran kepengurusan NU di semua tingkatan terus bergandengan tangan erat dengan kader-kader GP Ansor. Kerja sama erat ini penting untuk menghadapi tantangan besar yang sedang dan akan dihadapi NU ke depan.
Ketiga, Gus Yahya menekankan bahwa keberadaan Ansor sejak awal adalah untuk berkhidmat bagi kemaslahatan umat dan bangsa. Karena itu, kader Ansor diminta siap mendukung program-program pemerintah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
“Saya perintahkan kepada Gerakan Pemuda Ansor di seluruh dunia untuk siap menyediakan diri ikut membantu mengusung cita-cita kemaslahatan rakyat yang ditegakkan oleh negara,” ujar Gus Yahya.
Sebagai bentuk nyata dukungan GP Ansor terhadap agenda ketahanan nasional, Gus Yahya secara simbolis menyerahkan 100.000 Kader Banser Patriot Ketahanan Pangan kepada negara melalui Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
“Hari ini dilantik 100.000 kader Banser Patriot Ketahanan Pangan. Pak Menko, saya serahkan 100.000 Kader Patriot Ketahanan Pangan kepada negara, di bawah koordinasi Menko Pangan untuk bekerja sekuat tenaga bagi kemaslahatan rakyat Indonesia,” pungkasnya.(*)
