PURWOKERTO, nubanyumas.com – Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah UIN Saizu Purwokerto bikin survei penggunaan new media di pondok pesantren. Ada 20 pesantren di sekitar Kota Purwokerto yang dijadikan obyek dalam rilis hasil, Rabu (20/11/2024) di Hetero Space.
“Kami batasi hanya 20 pesantren dan di wilayah Purwokerto. Tentu dengan asumsi awal, pesantren di kota idealnya sudah aware dengan new media. Selain itu, 20 pesantren ini adalah mitra UIN Saizu,” kata juru bicara, Syifa Vidya Astuti.
Adapun new media yang dijadikan obyek survei adalah Instagram, youtube, dan website pondok pesantren. Masing-masing disurvei pada ukuran ada atau tidak dan berapa jumlah follower hingga jumlah dan apa isi konten.
“Yang mudah kami sampaikan secara kuantatif. Kita bisa simpulkan dari mini survei itu, mana saja 5 pesantren dengan follower Instagram dan youtube terbanyak. Juga diketahui, berapa persen pesantren yang punya website dan tidak,” kata Syifa yang merupakan mahasiswa 5 KPI C tersebut.
5 Ponpes dengan
Follower Instagram Terbanyak
(Survei Data Oktober 2024)
1. Ponpes DARUSSALAM DUKUHWALUH (9.464)
2. Ponpes AL AMIN PABUWARAN (4.686)
3. Ponpes ATH THOHIRIYAH (3.074)
4. Ponpes AL IKHSAN BEJI (2.808)
5. Ponpes AL HIDAYAH KARANGSUCI (2.806)
5 Ponpes dengan Subscriber
Official Youtube Terbanyak
(Surve Data Oktober 2024)
1. Ponpes AL HIDAYAH KARANGSUCI (8.79K)
2. Ponpes DARUSSALAM DUKUHWALUH (7.91K)
3. Ponpes AL IKHSAN BEJI (3.22K)
4. Ponpes ATH THOHIRIYAH (3.13K)
5. Pesma AN NAJAH (3.03K)
“Yang menarik, tarikan data survei menunjukkan. Masih ada 15 persen pesantren tidak ada official youtube dan 35 persen tidak ada website official. Kalau Instagram dengan kondisi masing-masing dari 20 pesantren sudah ada semua (100 persen),” kata Syifa lagi.
Publish data Penggunaan New Media di Pondok Pesantren sendiri menghadirkan founder @infopurwokerto, Irfan Bahtiar sebagai pembanding. Ibe, sapaan akrabnya memberikan reaction, insight atas data survei dalam persepktif praktisi new media. Menurutnya, new media saat ini sudah dilengkapi fitur insight, sehingga segala akttifitas digital bisa dianalisa kemudian melahirkan produk konten yang lebih tepat.
Dosen Islam dan Media, Rujito, M.Sos juga hadir memberkan analisis. Dia menyoroti keberadaan new media, spesifik medsos di pesantren belum jadi kebijakan sentral pengasuh. Mash parsial, karena pengurus dan atau program kerja. Termasuk analisis soal konten tidak konsisten dan belum berdampak jika ditilk dari sisi medsos atau new media jadi lahan dakwah pesantren.
Berikut 20 Pesantren obyek survei : EL- FIRA, ATH THOHIRIYAH, AL HIDAYAH KARANGSUCI, DARUL FALAH, ULUL ALBAB, DARUSSALAM DUUHWALUH, MAMBAUL HUSNA, AL AMIN PABUARAN, AL MUMTADZ, AN NUR, Anwarush sholihin, Fathul Mu’in, Rhoudothul ulum, An Najah, Sirojuddin, Al Ittihad, Al Ikhsan Beji, Darul Qur’an, Darul Abror, Nurul Iman.