
Purwokerto, nubanyumas.com – Tepat di Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025), Turhamun, Sekretaris PC LDNU Banyumas, menorehkan sejarah baru dalam perjalanan akademiknya. Ia resmi meraih gelar Doktor setelah sukses mempertahankan disertasi berjudul “Komunikasi NU dan Muhammadiyah dalam Konstelasi Politik di Kabupaten Banyumas Tahun 2024” dalam ujian terbuka yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ridwan, M.Ag.
Turhamun tampil meyakinkan di hadapan para penguji. Dalam presentasinya, ia menjelaskan bahwa komunikasi antara NU dan Muhammadiyah di Banyumas menggambarkan wajah Islam yang inklusif dan rasional.
“Keduanya sama-sama memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga etika politik umat. Di situlah komunikasi menjadi jembatan penting,” ujarnya.
Menurut Prof. Dr. Ridwan, disertasi ini menunjukkan ketajaman analisis sekaligus kedalaman spiritual penulisnya. “Turhamun tidak hanya meneliti fenomena politik, tapi juga menghidupkan nilai keagamaan dan kebangsaan dalam konteks demokrasi lokal,” ujarnya memberi apresiasi.
Dalam kesempatan itu, Turhamun tak kuasa menyembunyikan rasa haru dan syukur. “Alhamdulillah, ini adalah buah dari doa dan dukungan banyak pihak. Saya persembahkan capaian ini untuk keluarga, sahabat, dan rekan-rekan di LDNU Banyumas yang selalu memberi semangat,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia secara khusus menyampaikan terima kasih kepada UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, tempatnya mengabdi sebagai dosen di Fakultas Dakwah dan Saintek, sekaligus menjabat sebagai Kepala Pusat Moderasi Beragama dan Pancasila. “Kampus ini menjadi rumah intelektual saya. Dukungan pimpinan dan rekan sejawat di UIN Saizu membuat saya mampu menyelesaikan studi dengan semangat yang terjaga,” katanya tulus.
Menurutnya, peran UIN Saizu sebagai kampus yang menumbuhkan semangat moderasi dan kebangsaan menjadi inspirasi kuat dalam setiap bab disertasinya. “Nilai-nilai wasathiyah Islam yang diajarkan kampus saya jadikan fondasi berpikir dalam memahami dinamika NU dan Muhammadiyah,” tambah Turhamun.
Momen kelulusannya di Hari Santri juga dianggapnya sebagai simbol penting. “Santri hari ini bukan hanya di pesantren, tapi juga di ruang akademik dan kebijakan. Semoga saya bisa terus mengabdi lewat riset, dakwah, dan pengajaran,” ungkapnya penuh harap.
Turhamun berharap disertasinya menjadi sumbangsih kecil bagi penguatan komunikasi Islam moderat di Indonesia. “Semoga karya ini membuka ruang dialog yang lebih luas antarormas Islam, demi Indonesia yang rukun dan berkeadaban,” pungkasnya.