Niat Puasa Syawal 6 Hari Setelah Idul Fitri: Apakah Bisa Digabung dengan Qadha Puasa Ramadan?

Niat Puasa Syawal 6 Hari Setelah Idul Fitri: Apakah Bisa Digabung dengan Qadha Puasa Ramadan?

Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadan. Puasa ini dilakukan selama enam hari di bulan Syawal dan memiliki keutamaan yang besar.

Namun, terdapat beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait pelaksanaan puasa Syawal, seperti niat puasa Syawal 6 hari setelah Idul Fitri, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan, serta kemungkinan menggabungkan niat puasa Syawal dengan qadha puasa Ramadan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai hal-hal tersebut.​

Baca Juga : Kapan Mulai Puasa Syawal 2025? Ini Cara Pelaksanan, Waktu, Niat dan Keutamaanya

Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari

Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“‘An Abī Ayyūb al-Anṣārī raḍiyallāhu ‘anhu, anna Rasūlallāh ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam qāla: Man ṣāma Ramaḍāna ṡumma atba’ahu sittan min Syawwāl, kāna kaṣiyāmi ad-dahr.”

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim)​

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadan setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh dalam hal pahala. Hal ini karena setiap kebaikan dalam Islam dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat, sehingga puasa Ramadan selama 30 hari ditambah puasa Syawal selama 6 hari menjadi setara dengan 360 hari atau satu tahun penuh.

Niat Puasa Syawal 6 Hari Setelah Idul Fitri

Sebelum melaksanakan puasa Syawal, penting untuk mengetahui bacaan niatnya. Berikut adalah lafaz niat puasa Syawal beserta artinya:​

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Niat ini sebaiknya diucapkan dalam hati sebelum waktu fajar sebagai tanda kesungguhan dalam menjalankan ibadah puasa sunnah tersebut.

Baca Juga : Pahala dan 5 Keutamaan Puasa Syawal

Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan?

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh tidak berurutan. Dalam hal ini, para ulama sepakat bahwa puasa Syawal tidak harus dilakukan secara berurutan.

Umat Islam diberikan kebebasan untuk menjalankan puasa enam hari tersebut secara berturut-turut atau terpisah selama masih dalam bulan Syawal. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi individu untuk menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.

Apakah Puasa Syawal Bisa Digabung dengan Qadha Puasa Ramadan?​

Dalam pelaksanaan ibadah puasa, niat memegang peranan penting karena menentukan jenis dan tujuan dari puasa yang dilakukan. Terkait penggabungan niat antara puasa Syawal dan qadha Ramadan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syarif mengemukakan tiga pandangan utama mengenai hal ini:

  1. Salah satu puasa dianggap sah: Pendapat pertama menyatakan bahwa jika seseorang menggabungkan niat puasa enam hari di bulan Syawal dengan qadha Ramadan, maka hanya salah satu dari puasa tersebut yang dianggap sah. Pendapat ini dianut oleh ulama Hanabilah.

  2. Keduanya dianggap sah: Pendapat kedua menyebutkan bahwa puasa qadha yang digabung dengan puasa Syawal dianggap sah keduanya. Pendapat ini didukung oleh ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafi’iyah.

  3. Tidak diperbolehkan menggabungkan dua niat: Pendapat ketiga menyatakan bahwa tidak diperbolehkan menggabungkan niat puasa Syawal dengan qadha Ramadan. Pendapat ini didukung oleh sebagian ulama Syafi’iyah dan suatu riwayat ulama Hanabilah.

Menyikapi perbedaan pendapat tersebut, mantan Mufti Mesir yang juga anggota Dewan Ulama Senior, Syekh Ali Jum’ah, menyampaikan bahwa seorang Muslim boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa qadha Ramadan sehingga memperoleh dua pahala.

Namun, beliau menekankan bahwa lebih sempurna dan lebih utama jika kedua puasa tersebut dilakukan secara terpisah. Menurutnya, mendapatkan pahala ganda bukan berarti memperoleh pahala secara penuh.

Selain itu, Al-Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil Muhtaj menjelaskan bahwa seseorang yang mengqadha puasa di bulan Syawal tidak mendapatkan keutamaan sebagaimana yang dimaksud dalam hadis tentang puasa Syawal.

Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi tersebut, dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzulqa’dah sebagai pengganti puasa Syawal.

Berdasarkan penjelasan di atas, bagi mereka yang memiliki hutang puasa Ramadan, disarankan untuk mengqadha puasa tersebut terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah Syawal secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keutamaan penuh dari masing-masing puasa sesuai dengan tuntunan syariat.

Baca Juga : Khutbah Idul Fitri 2025: Meningkatkan Spiritualitas Pasca Ramadhan

Apakah Boleh Puasa Syawal Sekaligus Membayar Hutang Puasa Ramadhan?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai penggabungan niat puasa Syawal dengan qadha puasa Ramadan.

Meskipun beberapa ulama memperbolehkan penggabungan tersebut, namun untuk memperoleh keutamaan yang sempurna, disarankan untuk melaksanakan kedua puasa tersebut secara terpisah.

Dengan demikian, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan optimal sesuai dengan tuntunan syariat dan memperoleh pahala yang maksimal dari masing-masing amalan.

Tulisan sebelumnyaKapan Mulai Puasa Syawal 2025? Ini Cara Pelaksanan, Waktu, Niat dan Keutamaanya

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini