PURWOKERTO, nubanyumas.com- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyumas menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II di Pondok Pesantren Al Ittihadi Darussa’adah, Pasir Kidul, Purwokerto Barat, Minggu (3/8/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Mensinergikan Potensi Organisasi NU untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan”, sebagai respons strategis terhadap tantangan bangsa, khususnya isu krisis pangan di tengah dinamika global.
Ketua Panitia Muskercab II, H. Sudir, M.Si., menjelaskan bahwa tema tersebut dipilih untuk mendorong NU agar lebih aktif dalam berkontribusi terhadap solusi ketahanan pangan di tingkat lokal maupun nasional.
Baca Juga: Ratusan Pengurus NU Bakal Hadiri Muskercab II. Simak Daftarnya Berikut
“NU memiliki jaringan dan potensi besar. Melalui sinergi antarstruktur organisasi dan lembaga di bawah NU, kami ingin memperkuat program-program yang mendukung ketahanan pangan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan Muskercab II ini diikuti oleh sekitar 500 peserta. Mereka terdiri dari pengurus PCNU Banyumas sebanyak 55 orang, ketua dan sekretaris lembaga serta badan otonom (banom) NU 62 orang, pengurus Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) dari seluruh kecamatan sebanyak 108 orang, tamu undangan dan peninjau 75 orang, panitia lokal 55 orang, serta partisipan umum lainnya.
Selain membahas program kerja dan mempererat silaturahmi antarpengurus, Muskercab juga dirangkai dengan berbagai kegiatan sosial. Di antaranya adalah bakti sosial, pembagian sembako, penyuluhan keluarga maslahat, dan konsolidasi program lintas lembaga NU.
Penyelenggaraan Muskercab II ini terselenggara berkat dukungan gotong royong berbagai pihak. Total anggaran mencapai Rp133 juta yang bersumber dari kas PCNU Banyumas, sumbangan Lembaga Pendidikan Maarif NU, Lazisnu, serta donatur dermawan yang tidak mengikat.
Baca Juga: Jelang Muskercab II, Jurnalis NU Banyumas Didorong Tulis Hal Unik dan Berbeda
H. Sudir berharap hasil Muskercab ini dapat memperkuat sinergi internal NU dan menghasilkan program kerja yang konkret serta bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi persoalan ketahanan pangan di masa mendatang.*