Membaca Gus Mus dari Pinggiran Awali Kajian Afkar Perdana Lakpesdam NU Ajibarang

Membaca Gus Mus dari Pinggiran Awali Kajian Afkar Perdana Lakpesdam NU Ajibarang
Membaca Gus Mus dari Pinggiran Awali Kajian Afkar Perdana Lakpesdam NU Ajibarang

Ajibarang,nubanyumas.com – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) MWC NU Kecamatan Ajibarang menggelar Kajian Afkar perdana Sabtu, (9/8/2025) malam dengan tema “Membaca Gus Mus dari Pinggiran”.

Acara yang digelar di Padepokan Lingsir Wengi, Ajibarang Kulon, menghadirkan penulis buku “Jum’at Call: Gus Mus Menyapa Umat”, Rujito, M.Sos., atau yang dikenal dengan nama Djito el Fateh, sebagai pembicara.

Ketua Lakpesdam NU Ajibarang, Mahbub Fuad Wibowo, menyampaikan bahwa Kajian Afkar merupakan bagian dari rangkaian dari terbitnya buletin dakwah Afkar yang bulan ini telah memasuki edisi ke empat.

Buletin ini berisi ulasan kondisi terkini dan gagasan warga NU ajibarang, juga sebagai media resmi yang mengiringi perjalanan kegiatan rutin ahad wage yang digelar MWC NU Ajibarang.

Baca Juga: Gandeng Smartfren Community, Lakpesdam NU Ajibarang Gelar Pelatihan Jurnalistik

Dalam pemaparannya, Djito el Fateh menegaskan bahwa “Jum’at Call” adalah karya dan penamaan langsung dari KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Menurutnya, meski sudah sepuh, Gus Mus tetap aktif berdakwah melalui media sosial secara humanis, berpihak pada kemanusiaan, dan tanpa memicu konflik terbuka.

Acara kajian berlangsung santai dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta kajian dan pemateri.

Salah satu sesi diwarnai pembacaan puisi Gus Mus berjudul “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” oleh Shodiq Ma’mun, yang dinilai masih relevan hingga kini.

Pesan Gus Mus kepada generasi muda turut disampaikan, yakni agar anak muda berpikir bebas selama tidak berhenti belajar.

“Kebodohan akan datang ketika kita berhenti untuk belajar,” kata Gus Mus seperti dikutip Djito el Fateh.

Baca Juga: Mengasah Skill Konten Digital Guru Madrasah

Diketahui, Lakpesdam NU Ajibarang berencana menjadikan Kajian Afkar sebagai agenda rutin untuk membedah pemikiran tokoh atau isu-isu aktual dengan format santai namun sarat gagasan, demi memperkaya wawasan kader muda NU.

“Kami mohon doa dan dukunganya, agar buletin dakwah afkar dan kajian afkar bisa terus terbit dan digelar,” pungkasnya. (*)

Tulisan sebelumnyaRutinan Akbar IPNU-IPPNU Lemberang Dorong Pelajar Tembus Beasiswa Luar Negeri
Tulisan berikutnyaIni Alasan Kenapa Harus NU, Menurut KH Taefur Arofat

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini