BREBES, nubanyumas.com -Lagi, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto – Kampus Winduaji berpeluang menjadi juara tingkat nasional dalam Program Hibah Bina Desa (PHBD).
Sebab, proposal yang dajukan mahasiswa UNU Purwokerto-Kampus Winduaji telah lolos penilaian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Di mana, pada tahun 2019, mahasiswa UNU Purwokerto-Kampus Winduaji berhasil menjadi juara nasional pada program tersebut.
Dosen Pembimbing UNU Purwokerto, Slamet Sulistiadi ST MSc mengungkapkan, proposal yang telah diajukan oleh tim mahasiswa yang diketuai oleh Syifa Zahara, Mahasiswa Teknik Pertanian Biosistem Angkatan 2019 telah lolos penilaian. Di mana, kali ini proposal yang diajukan berjudul Pengembangan Pariwisata Terpadu Berbasis Pengelolaan Kopi dan Agrowisata Waduk Penjalin di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. “Semoga kembali menjadi juara nasional,” ujar Slamet Sulistiadi, Selasa (6/7/2021).
Sulis mengungkapkan, melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) dengan pencapaian yang dihasilkan adalah adanya produk Kopi Kebon Winduaji sebagai produk unggulan desa Winduaji. Kemudian dilanjutkan dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) tahun 2020 dengan sejumlah pencapaian lahan wakaf dari tokoh masyarakat Winduaji untuk kegiatan pemberdayaan desa salah satunya kedai kopi sebagai pusat pemasaran produk di pinggiran Waduk Penjalin.
“Kedai Kopi kebon Winduaji sebagai pusat pemasaran produk dan tempat berbaurnya berbagai kebudayaan yang ada di Winduaji didirikan secara gotong-royong dengan Pokdarwis dan masyarakat sekitar,” katanya.
Baca Juga : Duh! BEM UNU Purwokerto Sebut Mahasiswa ‘Kupu-kupu’
Stimulus Pendirian Kampus
Menurutnya, kegiatan PHP2D menstimulus program pendirian Kampus Winduaji-Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
“Dibuktikan dengan adanya waqaf tanah untuk pembangunan kampus dari tokoh masyarakat Winduaji, adanya Kampus 2 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto akan menjamin keberlanjutan program pemberdayaan di Winduaji,” ujarnya.
Sulis berharap, upaya pengembangan produk lokal berbasis pengolahan kopi kebon Winduaji harus berkesinambungan dan bersinergi dengan program yang direncanakan oleh pemerintah, sehingga program pemberdayaan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Dia menjelaskan, pariwisata terpadu adalah dengan memadukan pembangunan dan pengelolaan daya tarik wisata, fasilitas pariwisata dan fasilitas ekonomi lainnya di dalam satu kawasan sebagai sebuah destinasi pariwisata.
“Pariwisata terpadu yang diusulakn oleh tim P3D meliputi wisata kuliner dengan penyajian Kopi Kebon Winduaji di atas perahu kecil dan area spot video, agrowisata sayur-sayuran dan bauh-buahan yang dikemas dalam hidroponik greenhouse, dan pemeliharaan ikan betutu sebagai ikan khas Waduk Penjalin,” ujarnya.*