KSSP Nusantara: Gerakan Baru Wadah Teknisi Audio di Lingkungan Pesantren

Oleh : Hisyam Abdillah*

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan tata suara yang mumpuni dalam kegiatan keagamaan, sebuah komunitas baru muncul dari rahim pesantren: Komunitas Sound System Pesantren (KSSP) Nusantara. Kehadirannya menjadi jawaban atas kebutuhan banyak pesantren dalam mengelola perangkat audio secara lebih profesional, efektif, dan modern.

KSSP Nusantara tidak sekadar wadah bagi santri yang menyukai dunia audio, melainkan ruang belajar yang dirancang untuk membentuk teknisi pesantren yang berkompeten. Di dalamnya, para anggota mempelajari pengoperasian mixer, konfigurasi speaker, manajemen frekuensi, hingga troubleshooting perangkat—semua dikemas dengan pendekatan edukatif yang mudah dipahami.

Menariknya, KSSP Nusantara tumbuh dengan identitas kuat sebagai komunitas santri. Etika kerja pesantren—seperti adab, ketelitian, dan amanah—ditanamkan dalam setiap sesi pembelajaran. Para anggota tidak hanya diajarkan kemampuan teknis, tetapi juga cara membawa nilai-nilai pesantren ke dalam dunia kerja yang menuntut profesionalisme tinggi.

Selain sebagai sarana pembelajaran, KSSP Nusantara berfungsi sebagai jembatan bagi operator pesantren dari berbagai daerah. Pertemuan, diskusi, dan kolaborasi yang terbangun di dalamnya menciptakan jaringan kuat antar-santri yang memiliki minat pada industri tata suara. Dari sinilah tercipta solidaritas baru yang menghubungkan santri lintas pesantren.

Komunitas ini juga memberikan standar baru bagi acara keagamaan. Berkat kehadiran teknisi yang terlatih, banyak pesantren kini mampu menghadirkan pengalaman audio yang lebih nyaman dan berkualitas bagi jamaah. Kualitas suara yang baik bukan hanya soal teknis, tapi juga menjadi bagian penting dari cara dakwah menjangkau lebih banyak orang.

KSSP Nusantara pada akhirnya menjadi gambaran bagaimana santri dapat tampil relevan di tengah modernitas. Mereka membuktikan bahwa kemampuan teknis dan nilai-nilai tradisi pesantren dapat berjalan berdampingan, menciptakan generasi baru yang siap menjaga marwah dakwah—bukan hanya dari mimbar, tetapi juga dari balik perangkat audio.

*) Penulis adalah Mahasantri Ma’had Aly Andalusia, Leler, Kebasen, Banyumas, Jaw Tengah.

Tulisan sebelumnyaBacaan Sholat Lengkap dari Takbir Hingga Salam dan Tuntunannya

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini