BANYUMAS, nubanyumas.com – Program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak positif di tingkat akar rumput. Salah satunya tampak dari terjalinnya kerja sama antara Sentra Pengolahan dan Pemasaran Gabah (SPPG) Kaliori dengan BUMDes Kendalisada, Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Anggota Komisi 4 DPRD Banyumas, Rachmat Imanda, SE., Ak., yang menilai kolaborasi tersebut sebagai bukti konkret bahwa MBG mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa.
Menurut Imanda, kerja sama ini tidak hanya menyentuh aspek ketahanan pangan, tetapi juga menghidupkan denyut ekonomi rakyat melalui penguatan rantai produksi dan distribusi pangan lokal.
“Inilah bentuk nyata bagaimana kebijakan nasional bisa berdampak langsung bagi masyarakat desa. MBG bukan sekadar program makan bergizi, tapi juga membuka ruang usaha dan kemandirian ekonomi baru,” ujar politisi muda dari Partai Gerindra itu, Sabtu (9/11/2025).
Ia menjelaskan, keberadaan SPPG dan BUMDes sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan MBG dapat menciptakan siklus ekonomi yang saling menguatkan. Dari petani yang mendapatkan kepastian harga panen, pengelola BUMDes yang memperoleh nilai tambah, hingga masyarakat desa yang menikmati hasil pangan berkualitas.
“Kalau semua rantai ini berjalan, maka uang akan berputar di desa, bukan hanya di kota,” tegasnya.
Rachmat menambahkan, kolaborasi tersebut juga membuktikan bahwa desa memiliki kapasitas besar untuk berdaulat dalam mengelola sumber dayanya sendiri. Melalui MBG, potensi pangan lokal dapat terserap secara optimal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bergizi anak sekolah dan masyarakat luas.
“Inisiatif ini menghidupkan kembali semangat gotong royong ekonomi—antara petani, lembaga desa, dan pemerintah—sebagaimana cita-cita pembangunan nasional yang berkeadilan,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah daerah tidak berhenti pada tahap MoU, melainkan memberikan pendampingan teknis dan peningkatan kapasitas manajerial bagi BUMDes dan SPPG. Menurutnya, keberlanjutan dan profesionalitas pengelolaan adalah kunci agar program ini benar-benar menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang.
“MoU ini harus menjadi momentum perubahan. MBG bukan hanya soal makan bergizi gratis, tapi gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan solidaritas, kemandirian, dan keberlanjutan. Jika setiap desa di Banyumas bisa meniru langkah Kaliori, maka kita akan menyaksikan lahirnya desa-desa tangguh yang mandiri secara ekonomi,” pungkas Rachmat Imanda.












