KKM MI Kembaran & Sumbang Dorong Guru Madrasah Terapkan Pembelajaran Berbasis Cinta dan Deep Learning

Purwokerto, nubanyumas.com – Sebanyak 171 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Kecamatan Kembaran dan Sumbang mengikuti Pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta dan Deep Learning yang digelar di Garden Resto Purwokerto, Rabu (9/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.30 hingga 15.30 WIB itu berjalan dengan penuh semangat dan disiplin. Seluruh peserta hadir tepat waktu dan mengikuti seluruh rangkaian pelatihan hingga tuntas.

Acara dibuka secara khidmat dengan pembacaan Surah Al-Fatihah, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Madrasah, serta doa pembuka oleh Kepala MI Al Falah Karangtengah, Ngisa, M.Pd.I.

Sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, H. Ibnu Asaduddin, S.Ag., M.Pd.I. Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya peran guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan fokus pada tugas dan fungsi utama.

“Guru madrasah harus tetap fokus pada pembelajaran. Jangan sampai terdistraksi oleh program lain yang bukan menjadi tanggung jawab langsung pendidik, seperti Makanan Bergizi Gratis,” tegasnya.

Ibnu juga menegaskan bahwa tidak ada perbedaan antara murid MI dan SD dalam hal hak memperoleh pendidikan. Melalui program Kartu Banyumas Pintar, seluruh murid memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses layanan pendidikan, baik di madrasah maupun sekolah umum.

Wakil Ketua KKM MI Kecamatan Kembaran, Slamet Fatoni, S.Pd.I., dalam sambutannya mengapresiasi kedisiplinan peserta dan membagikan pengalaman studi tiru ke MIN Lampung — satu-satunya madrasah di Indonesia yang meraih Sertifikat Anti Bullying tingkat nasional.

Ia menekankan pentingnya budaya madrasah yang aman, nyaman, dan bebas perundungan, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab serta disiplin di kalangan guru.

Baca Juga: Guru Ma’arif NU Banyumas Dibekali Pemanfaatan AI dalam Asesmen Pembelajaran

Ketua Pokjawas Kabupaten Banyumas, Hj. Hidayaturrohmah, S.Ag., M.Pd.I., menjadi pemateri pertama dengan tema Kurikulum Berbasis Cinta dan Pola 5-5-5. Ia memaparkan bahwa pembelajaran yang baik lahir dari hati yang penuh cinta.

Melalui pendekatan Panca Cinta — Cinta Allah dan Rasul, Cinta Ilmu, Cinta Diri dan Sesama, Cinta Lingkungan, dan Cinta Tanah Air — guru diharapkan mampu membentuk generasi madrasah yang berkarakter dan berakhlak mulia.

“Guru yang mengajar dengan cinta akan menanamkan ilmu bukan hanya di pikiran, tetapi juga di hati murid,” ujarnya.

Pemateri kedua, H. Rustanto, S.Ag., M.M., membawakan tema Empat Golongan Manusia dalam Belajar. Ia mengingatkan bahwa guru seharusnya menjadi bagian dari golongan pembelajar sejati — orang yang tahu dan sadar bahwa ia tahu.

“Guru harus terus belajar dan tidak berhenti pada zona nyaman. Karena ketika guru berhenti belajar, maka berhenti pula proses tumbuhnya murid,” katanya.

Sementara itu, pemateri ketiga H. Akhmad Thontowi, M.Pd.I., menyoroti pentingnya kesiapan guru madrasah menghadapi perkembangan teknologi, khususnya di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Ia mengingatkan bahwa teknologi tidak akan menggantikan guru, namun guru yang enggan beradaptasi dengan teknologi bisa tertinggal.

“Teknologi tidak akan menggantikan guru, tetapi guru yang mampu memanfaatkan teknologi akan menggantikan mereka yang tidak mau belajar,” tegasnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik penyusunan TP, ATP, dan perencanaan pembelajaran oleh Tiwan, S.Pd.I., M.Pd. dan Andi Wibowo, S.Pd.I. Peserta tampak antusias mengikuti bimbingan teknis tersebut.

Penulis: Mei Fitri
Editor : Ahyar

Tulisan sebelumnyaSyaikh Syahawi: Antara Al Azhar Kairo dan Mahad Aly Andalusia Banyumas

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini