Ajibarang, suarabanyumas.com – Rais Syuriah MWC NU Ajibarang, KH Zulfa M Noor, mendorong agar Kajian Afkar yang digagas Lakpesdam MWC NU Ajibarang dilaksanakan secara rutin, baik setiap dua bulan sekali maupun tiga bulan sekali.
Menurutnya, forum seperti ini sangat penting untuk memperluas wawasan keilmuan kader dan warga NU, sekaligus membiasakan sikap terbuka dalam menghadapi perbedaan pandangan.
Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri Kajian Afkar perdana bertema bedah buku Jum’at Call: Gus Mus Menyapa Umat karya Rujito M.Sos. atau Djito el Fateh di Padepokan Lingsir Wengi, Ajibarang Kulon, Sabtu (9/8) malam.
“Kajian seperti ini sangat bermanfaat. Kita tidak akan kaget ketika menemukan perbedaan, karena sudah terbiasa berdialog dan bertukar pikiran dengan santun dan ilmiah,” kata Kiai Zulfa kepada nubanyumas.com.
Baca Juga: Membaca Gus Mus dari Pinggiran Awali Kajian Afkar Perdana Lakpesdam NU Ajibarang
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Ajibarang, Slamet Ibnu Ansori, menurutnya, tradisi diskusi di Ajibarang perlu dihidupkan kembali dengan giat agar atmosfer intelektual dan semangat kebersamaan tetap terjaga.
“Membiasakan berfikir terbuka dan kritis harus kita asah terus menerus, agar sesuai dengan nama forumnya, kita tak perbah berhenti untuk afkar,” jelasnya.
Dalam forum tersebut, Djito memaparkan isi bukunya yang membahas pesan dakwah humanis Gus Mus di media sosial. Diskusi berjalan interaktif, dilengkapi pembacaan puisi Gus Mus berjudul Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana oleh Shodiq Ma’mun.
Ketua Lakpesdam MWC NU Ajibarang, Mahbub Fuad Wibowo, menjelaskan Kajian Afkar merupakan kelanjutan dari Buletin Dakwah Afkar yang telah terbit empat edisi. Ia berharap forum ini menjadi wadah lahirnya ide dan gagasan generasi muda NU Ajibarang.