Oleh: Dr. Enjang Burhanudin Yusuf, M.Pd
(Wakil Ketua PCNU Banyumas)
اَلْحَمْدُ ِللَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السَّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، ذُوْ اْلجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ بِإحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الإِخْوَانَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالىَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jum’at Yang dirahmati Allah,
Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan sekaligus keimanan kepada Allah Swt. Wujud ketaqwaan adalah menguatkan dan melakukan komitmen untuk menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah Swt.
Sedangkan wujud keimanan adalah meningkatkan keyakinan kepada 6 hal, yakni yakin pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan buruk dari Allah Swt. Iman dan taqwa ini lah yang akan menjadi rambu-rambu dalam perjalanan hidup kita di dunia dan diharapkan kita akan bahagia di akhirat kelak nanti. Amin.
Jamaah Jum’at Yang Berbahagia,
Maulid menjadi momentum penting bagi kita untuk menggali dan memotret nabi dari berbagai perspektif. Nabi Muhammad adalah insan kamil, sosok lengkap keteladanan dalam posisi apa saja. Sebagaimana keterangan dalam QS. Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
Jamaah Jum’at Yang dirahmati Allah,
Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw merupakan kepemimpinan terbaik yang pernah ada. Hal ini tidak terlepas dari Sifat Kepemimpinan Profetik Nabi. Diantara sifat profetik nabi yang layak untuk kita teladani diantaranya:
Pertama, Nabi Memimpin dengan akhlak mulia.
Husain bin Ali sebagai cucu Nabi SAW. Bahwa Nabi adalah pribadi yang menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa.
قِيلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اُدْعُ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ. قَالَ: إنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّماَ بُعِثْتُ رَحْمَةً. (عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، أَخْرَجَهُ مُسْلِمْ. رقم: 2599).
Rasulullah memimpin dengan rasa empati. Beliau tidak pernah mencaci seseorang, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Rasulullah selalu membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan, dan berbagai sifat empati yang lainnya.
Kedua, Rasulullah Memimpin dengan Tegas.
Suatu hari orang Quraisy bingung tentang Perempuan dari bani Makhzumiyah yang mencuri. Lalu mereka mengadukan kepada Rasulullah saw untuk meminta keringanan hukuman. Menjawab aduan itu nabi berdiri seraya menjawab:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا وَفِي حَدِيثِ ابْنِ رُمْحٍ إِنَّمَا هَلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ.
Artinya: “Wahai sekalian manusia, bahwasanya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah, ketika orang-orang terpandang mereka mencuri, mereka membiarkannya (tidak menghukum), sementara jika orang-orang yang rendahan dari mereka mencuri mereka menegakkan hukuman had. Demi Allah, sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, sungguh aku sendiri yang akan memotong tangannya. “
Dan dalam hadits Ibnu Rumh disebutkan, “Bahwasanya yang menyebabkan kebinasaan orang-orang sebelum kalian. “ (Bukhari dan Muslim 3196).
Ketiga, Rasulullah Memimpin dengan Musyawarah dan Mengutamakan Kepentingan Bersama.
Tentang dasar musyawarah yang dilakukan nabi didasarkan pada QS Ali Imran Ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ.
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).
Dalam mengambil sikap musyawarah juga bisa kita temukan dalam sebuah peristiwa Ketika perang Badar usai dan para tawanan didatangkan dan Nabi bermusyawarah dengan para sahabat. Atas sikap nabi ini para sahabat kagum, termasuk diantaranya adalah Abu Hurairah. Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadis:
وَيُرْوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ مَشُوْرَةً لِأَصْحَابِهِ مِنْ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Artinya: “Telah diriwayatkan pula dari Abu Hurairah, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling sering bermusyawarah dengan para sahabat selain dari pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi.” (HR Tirmidzi 1636).
Keempat, Rasulullah Pemimpin yang Membela Kaum Lemah (Mustad’afin)
Rasulullah selalu hadir ketika membela kaum marginal, beliau berada ditengah-tengah kaum lemah. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَبْغُوْنِي اَلضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ
Artinya: “Carilah (keridhaan) ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian” (HR. Abi Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).
Dalam hadits lain Rasulullah menganjurkan kita agar peduli kepada para janda dan orang miskin. Disebutkan dalam hadits sebagi berikut:
ﻋَﻦْ أَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَةَ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠﻰَّ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ وَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎلَ: اَﻟﺴَّﺎﻋِﻲْ ﻋَﻠﻰَ اْﻷَرْﻣَﻠَﺔِ وَاﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦِ، ﻛﺎَﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺪِ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴْﻞِ اﻟﻠﻪِ –وَأَﺣْﺴِﺒُﻪُ ﻗَﺎلَ –وَﻛﺎَﻟْﻘَﺎﺋِﻢِ ﻻَ ﻳُﻔْﺘِﺮُ، وَﻛﺎَﻟﺼَّﺎﺋِﻢِ ﻻَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ. (رواه مسلم)
Artinya; “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Nabi bersabda: “Orang yang mau mengurusi, mengayomi para janda dan orang miskin seperti orang yang jihad di jalan Allah, yang selalu tahajud di malam hari, dan juga seperti orang yang selalu menjalankan puasa.” (HR. Muslim).
Selain itu, Rasulullah Saw juga mengajak kita simpati dan empati terhadap tetangga yang kelaparan. Dalam sebuah hadits diceritakan:
عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا آمَنَ بِيْ مَنْ بَاتَ شَبْعَانٌ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ. (رواه الطبراني)
Artinya: “Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, sementara tetangga yang berada di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya.” (HR. At-Thabrani).
Jamaah Jum’at Yang dirahmati Allah,
Sebagai penutup, mari kita jadikan momentum maulid ini untuk meneladani akhlak-akhlak mulia Nabi, terutama dalam kepemimpinan. Karena sejatinya setiap kita adalah pemimpin dalam fungsi dan lingkupnya masing-masing. Mudah-mudahan dengan kita mengikuti akhlak beliau kita menjadi umat yang mendapat syafaat dan selalu mendapatkan petunjuk serta hidup yang penuh berkah.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم .
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اَللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.