Khutbah Jumat: Kesalehan Individu dan Sosial karya Danang Suprayogi, Pemenang Lomba Penulisan Khutban Jumat LDNU Banyumas 2025

    Khutbah Jum’at:

    “Kesalehan Individu dan Sosial”
    Oleh:  H. Danang Suprayogi, SE.
    (Ranting NU Karangsalam Kidul 2, Kedungbanteng, Banyumas)

    Khutbah I

    اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفِّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَائِرِهِمْ بِمُشَاهَدَةِ حُكْمِ شَرْعِهِ، وَبَدِيْعِ صُنْعِهِ وَمُحْكَمِ آيَاتِهِ، وَأَلْهَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى، وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا، فَسُبْحَانَهُ مَنْ إِلَهٌ عَظِيْمٌ، وَتَبَارَكَ مَنْ رَبٌّ وَاسِعٌ كَرِيْمٌ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي أَسْمَائِهِ، وَصِفَاتِهِ، وَأَفْعَالِهِ، وَخَيْرَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَشْرَفُ رُسُلِهِ وَخَيْرِ بَرِيَّاتِهِ.

    اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ فِي غَدَوَاتِ الدَّهْرِ وَرُوْحَاتِهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.

     

    Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’at rahimakumullah.  

    Mari kita memperbanyak syukur kepada Allah Swt, tuhan semesta alam yang memberikan kenikmatan berupa sehat, ketenangan, dan ketenteraman dalam menjalani kehidupan ini. Sehat adalah nikmat yang sangat besar. Apalagi bila kesehatan ini digunakan untuk beribadah kepada Allah dan dimanfaatkan untuk segala hal yang positif kepada sesama, kita akan merasakan hidup ini lebih bermakna.

    Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi’ tabiin. Dan semoga kelak di akhirat kita mendapatkan syafaatnya. Amin ya rabbal alamin.

    Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada jamaah Jum’at dan tentu juga kepada diri khatib sendiri untuk meningkatkan takwa kepada Allah Swt. Takwa bermakna melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Takwa ini juga menjadi bekal terbaik dalam menghadapi kehidupan kelak di akhirat.

    Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’at rahimakumullah.

    Sering kita dengar di masyarakat ada istilah kesalehan individu dan kesalehan sosial. Apa itu kesalehan individu dan sosial?

    Kesalehan individu adalah kebaikan seseorang dilihat dari ketaatannya dalam melaksanakan ibadah ritual kepada Allah Swt. Seperti shalat, puasa, zakat, haji, dzikir dan seterusnya yang biasa juga disebut hablum minallah.

    Sedangkan kesalehan sosial adalah kebaikan seseorang dilihat dari perilakunya yang peduli kepada orang lain seperti suka menolong, suka memberi, sopan santun pada orang lain, sangat perhatian terhadap masalah-masalah ummat, memperhatikan dan menghargai hak sesama; mampu berempati, artinya  mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan seterusnya yang biasa juga disebut hablum minannas.

    Lalu bagaimana sebaiknya kita mensikapi adanya dua kesalehan ini? Apakah kita hanya fokus pada kesalehan individu kita sendiri atau kita juga berusaha untuk saleh secara sosial.

    Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’at rahimakumullah. 

    Untuk menjawab pertanyaan ini perlu kita membaca firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj, ayat 77:

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ

    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian, sujudlah kalian, sembahlah Tuhan kalian, dan berbuatlah kebajikan supaya kalian mendapat kemenangan.”

    Surah an-Nisaa ayat 36:

    وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

    Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri”.

    Ayat-ayat tersebut adalah dua dari ratusan ayat lainnya yang menjabarkan arti kebajikan seorang mukmin. Seorang mukmin di samping wajib menyempurnakan ibadah pribadinya kepada Tuhan (kesalehan individu), seperti shalat, puasa, haji, dan lainnya, juga wajib berperan aktif dan berkontribusi dalam terselenggaranya kehidupan sosial yang aman dan sejahtera (kesalehan sosial). Tak ayal, apabila ada seorang yang mengaku beriman, tetapi tidak peduli dengan kedua orang tuanya, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangganya, teman sejawat dan lainnya. Maka, sudah jelas keimanan mereka dipertanyakan.

    Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’at rahimakumullah. 
    Selain kedua ayat tersebut, Rasulullah Saw pernah bersabda:

    لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلٰى جَنْبِهِ

    Artinya: “Tidak termasuk orang yang beriman, siapa saja yang kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (HR Bukhari).

    Dari hadis itu, kita bisa memetik pelajaran bahwa keimanan sejatinya dilandaskan pada kepedulian sosial. Dalam konteks itu adalah anjuran menolong tetangga yang dalam keadaan susah dan miskin. Kesantunan dan kepedulian sosial adalah bentuk nyata keberimanan seseorang.

    Rasulullah Saw juga menyatakan dalam hadisnya:

    لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

    Artinya: “Tidaklah beriman seseorang dari kalian hingga dia menginginkan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana dia menginginkan kebaikan bagi dirinya sendiri.” (HR Muslim).

    Dengan menelaah hadis itu, lagi-lagi kita diajak menumbuhkan empati sosial sebagai motor penggerak keimanan. Kesalehan secara sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan demi kesempurnaan iman. Ketika Nabi ditanya ihwal siapa seorang yang paling utama di sisi Allah, beliau menjelaskan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan kemanfaatan bagi orang lain.

    Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’at rahimakumullah. 

    Kesimpulannya, sebenarnya kedua corak kesalehan itu merupakan suatu kemestian yang tak bisa ditawar. Keduanya harus dimiliki oleh seorang Muslim, baik kesalehan individu maupun kesalehan sosial. Karena ibadah ritual selain bertujuan pengabdian diri pada Allah Swt juga bertujuan membentuk kepribadian yang islami sehingga punya dampak positif terhadap kehidupan sosial, atau hubungan sesama manusia. Demikian khutbah Jum’at ini, semoga kita semua selalu diberikan kemampuan untuk dapat mewujudkan diri kita sebagai seorang muslim yang saleh secara individu dan sosial. Amin.

    بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

    Khutbah II

     

    اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.  اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

    عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

     

    Tulisan sebelumnyaIni Dia Tiga Pemenang Lomba Penulisan Khutbah Jumat Harlah NU Kabupaten Banyumas 2025
    Tulisan berikutnyaMasjid Baitul Muttaqin Teluk Raih Juara dalam Lomba Administrasi & Kebersihan Masjid PC LTMNU Banyumas 2025

    TULIS KOMENTAR

    Tuliskan komentar anda disini
    Tuliskan nama anda disini