PURWOKERTO, nubanyumas.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftah Faqih menegaskan bahwa NU Banyumas memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam perkembangan organisasi.
Hal ini disampaikan dalam acara puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas di Auditorium Graha Widyatama Prof. Dr. Rubijanto Misman, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, pada Sabtu (1/2/2025).
Dalam orasinya, KH Miftah Faqih menyampaikan rasa syukur dapat hadir di Banyumas sekaligus bernostalgia dengan para guru dan seniornya dalam sanad keilmuan.
Kiai Miftah Faqih yang seguru dengan Kiai Mughni Labib yaitu dalam Tafsir Hadist KH Ali Maksum, menekankan bahwa para pengurus NU harus memahami makna lambang NU dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
KH Miftah Faqih mengungkapkan bahwa Banyumas memiliki catatan sejarah luar biasa dalam perjalanan NU. Salah satu bukti nyata adalah lahirnya Muslimat NU pada tahun 1946 dalam Muktamar ke-16 yang kemudian diresmikan sebagai badan otonom (banom) NU bagi perempuan.
Lebih jauh, ia juga menyebutkan bahwa sejak tahun 1928, di Banyumas sudah berkembang tradisi halaqah di kalangan para ulama. Salah satu tokoh yang disebutkan adalah Kyai Satibi dari Sukaraja, serta para pemimpin tarekat seperti Kyai Mulangjiwo, yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan keislaman di Banyumas.