BANYUMAS, nubanyumas.com – Dalam sebuah organisasi, salah satu poin penting yang harus terus dilakukan dan dikembangkan adalah bagaimana keberlanjutan organisasi itu di masa yang akan datang. Karena sebuah organisasi pasti akan sulit untuk berkembang jika memiliki nilai orientasi untuk masa depan.
Demikian disampaikan Ketua Fraksi PKB, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Sarif Abdillah ketika menjadi pembicara dalam acara diskusi bersama Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Ajibarang Rabu,(27/04/2022) sore di Zona Nglinting Pancurendang.
“Untuk memastikan keberlangsungan sebuah organisasi di masa depan salah satunya adalah melalui kaderisai. Kaderiasi ini adalah cara untuk membuat penerus organisai, sehingga organisasi tak kehilangan penerusnya, memiliki kader yang akan terus ada dan berkesinambungan,” kata Syarif.
Syarif menjelaskan bahwa kaderiasai adalah ruh dari organisasi. Sebuah organisasi akan sulit untuk berkembang jika sistem kaderisasinya tidak dijalankan dengan baik. Ia mencontohkan jika dalam masa satu tahun pergerakan organisasi memiliki target satu desa satu kader, maka di tahun selanjutnya harus bertambah menjadi satu desa dua kader.
“Kalau fungsi kaderisasi tidak dijalankan dengan baik maka saya pastikan organisasi itu akan sulit untuk berkembang. Makanya saya tekankan kepada teman-teman semua, jika kaderisai adalah ujung tombak dari organisasi dan target kaderisai juga harus terus meningkat setiap tahunya,” tegas Syarif Abdillah.
3 Komponen Gerakan Organisai
Selain kaderisai, pria asal Wonosobo Jawa Tengah itu juga menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen utama dalam pergerakn organisasi yaitu pengetahuan, modal dan kekuasaan. Tiga komponen tersebut harus dapat dijalankan semua agar proposional dan seimbang dalam pergerakanya.
Pertama, organisasi harus berbasis pada ilmu pengetahuan, karena bagaimana mau menyebarkan nilai-nilai dalam organisasi yang kita ikuti jika tidak berbasis pada ilmu pengetahuan. “Pengetahuan adalah komponen penting dalam organisasi yang tak boleh ditinggalkan,” lanjutnya.
Kedua adalah modal. Modal yang dimaskud adalah komponen pergerkan ekonomi, pegembangan perekonomian organisasi dan para kadernya. Modal ini juga sama pentingnya dengan pengetahuan karena para kader juga harus dipastikan memiliki modal ekonomi yang cukup untuk mengembangkan organisasi.
Terakhir adalah kekuasaan. Kekuasaan ini menurut syarif jangan diartikan sempit hanya sebatas pada kekuasaan politik saja, kemudian politik juga jangan diartikan hanya dalam ranah pemerintahan atau kekuasaan saja. Karena kekuasaan dan politik memilki arti yang sangat luasa, misalnya politik kebangsasan yang harus terus dijalankan.
“Tiga komonen itu, pengetahuan, modal dan kekuasaan serta kaderisasi dalam organisasi itu harus dapat dijalankan semua agar organisasi dapat terus berjalan berkesinambungan dan memilki dampak yang nyata untuk kader dan masyarakat,” pungkasnya.
(Kifayatul ahyar/Adv)