Banyumas, nubanyumas.com – Enam jurnalis muda hasil Sekolah Jurnalistik NU Banyumas tercatat sebagai peserta paling produktif selama bulan Juli 2025. Mereka berhasil menerbitkan sejumlah karya di website nubanyumas.com.
Enam peserta yang paling aktif menulis adalah Agus Triono dari Wangon, Ma’mun Muanas dari Kedungbanteng, Mei Fitri dari Ajibarang, Wili Bagus Andriyan dari Kedungbanteng, Iqbal Julian dari Purwokerto Barat, dan Delila Nanda dari Purwokerto Barat.
Mereka dinilai tidak hanya aktif mengirimkan karya jurnalistik, tetapi juga konsisten mengangkat semangat, literasi dakwah, dan narasi ke-NU-an di dunia maya.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Sekolah Jurnalistik NU Banyumas yang bertujuan membentuk kader jurnalis muda yang tangguh, solutif, dan berpihak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
“Selamat kepada para penulis produktif. Semoga menjadi inspirasi bagi peserta lainnya untuk terus berkarya dan menebar manfaat lewat tulisan,” kata Kepala Sekolah Jurnalistik, Susanto, Jumat (1/8/2025).
Wakil Sekretaris PCNU Banyumas, Rujito, juga mengapresiasi semangat para peserta dalam mengembangkan kemampuan jurnalistik. Ia menilai kegiatan ini penting untuk memperkuat peran warga NU dalam menyebarkan informasi yang benar, berimbang, dan membangun.
“Sekolah Jurnalistik ini bukan hanya melatih menulis, tapi juga membangun kesadaran kritis dan kepedulian terhadap isu-isu keummatan. Harapannya, ke depan makin banyak kader NU yang berani menulis dan bersuara,” tegas Rujito.
Namun demikian, Susanto, yang juga merupakan pengurus LTNNU Banyumas, mencatat masih ada sejumlah MWCNU yang belum mengirimkan perwakilannya dalam sekolah jurnalistik. Enam MWCNU yang tidak berpartisipasi dalam Sekolah Jurnalistik ini adalah Karanglewas, Kembaran, Kemranjen, Rawalo, Sumpiuh, dan Somagede.
Susanto berharap pada pelatihan selanjutnya seluruh MWCNU dapat berpartisipasi aktif agar literasi digital dan media dakwah NU Banyumas semakin merata di wilayah Banyumas.
Diketahui, untuk mengapresiasi keenam jurnalis tersebut, panitia menyediakan sejumlah saldo e-wallet yang akan dikirimkan pada hari Ahad, 3 Agustus 2025, atau tepat di acara Muskercab 2 PCNU Banyumas.
Ini Profil Singkat Enam Jurnalis NU Banyumas Produktif Juli 2025
Agus Triono lahir di Banyumas pada 4 Agustus 1999. Ia aktif di bidang pendidikan dan organisasi keagamaan. Saat ini menjabat sebagai Pembina PAC IPNU Wangon periode 2023–2025 dan tengah menempuh studi jurusan Pendidikan Agama Islam di UNUGHA Cilacap. Riwayat pendidikannya dimulai dari SDN Ranjingan, SMPN 2 Wangon, SMK Ma’arif NU 1 Wangon, hingga UNUGHA. Selain jalur formal, Agus juga menimba ilmu di TPQ Mubdil Fan, TPQ Pring Ampel NU, Lembaga Bahasa Arab Al-Azhar Pare, serta mondok di Pesantren Daarul Muttaqiin Klapagading Wangon. Ia kini menjadi pengasuh TPQ Roudlotul Ilmi dan berkomitmen memajukan pendidikan nonformal berbasis metode Yanbu’a Kudus.
Ma’mun Muanas, lahir di Cilacap pada 9 Oktober 1991, merupakan guru honorer di MI Ma’arif NU 1 Dawuhan Wetan. Ia berdomisili di Dawuhan Wetan RT 1 RW 4, Kecamatan Kedungbanteng, dan merupakan lulusan S-1 Ekonomi.
Mei Fitriani lahir di Banyumas 37 tahun silam, bekerja di MIN 3 Banyumas sejak 2021. Ia aktif di Fatayat NU PAC Ajibarang dan Ranting Pancurendang. Sedang menekuni dunia literasi, khususnya cerpen anak dan penulisan berita.
Wili Bagus Andriyan lahir di Banyumas pada 4 Februari 1997, berdomisili di Desa Beji, Kedungbanteng. Ia pernah menjabat Ketua IPNU Ranting Beji 2 (2014–2016), Ketua GP Ansor Ranting Beji 2 dua periode berturut-turut (2020–2024), dan kini menjadi pengurus PAC GP Ansor Kedungbanteng.
Iqbal Julian Fachruddin, lahir di Jakarta pada 10 Juli 2004, tinggal di Jl. K.S. Tubun, Rejasari, Purwokerto Barat. Ia merupakan lulusan SMA VIP Al-Huda Kebumen dan dikenal dengan mottonya, “Ayo publikasi setiap tulisanmu!”
Delila Nanda Amelia, lahir di Banyumas pada 4 April 2004, tinggal di Pasir Kidul, Purwokerto Barat. Ia menempuh pendidikan di MI Al-Ittihaad Pasir Kidul, SMPN 1 Kedungbanteng, SMKN 3 Purwokerto, dan kini kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto.
Kifayatul Ahyar