Ini Cara Menggapai Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghozali

Menggali Hakikat Takawa dalam Ibadah Puasa

TAK terasa kita sebagai warga Muslim, dalam menunaikan ibadah puasa pada tahun 2025 M/ 1446 H ini, sudah memasuki 10 akhir dari bulan Ramadhan. Oleh karena itu, mari kita singsingkan lengan, untuk memacu semangat dalam beribadah agar supaya kita bisa bertemu dengan Lailatul Qadar.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar disebutkan:

اِلْتَمِسُوْهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي

Artinya: “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).

Baca Juga : Kang Kasan Mengejar Lailatul Qadar

Dalam hadis lain, Abu Dzar menyebutkan:

أَنَّهُ قَامَ بِهِمْ لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِيْنَ، وَخَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، وَسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ دَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ خَاصَّةً

Artinya: “Bahwasanya Rasulullah melakukan shalat bersama mereka (para sahabat) pada malam dua puluh tiga (23), dua puluh lima (25), dan dua puluh tujuh (27) dan disebutkan bahwasanya beliau mengajak salat keluarga dan istri-istrinya pada malam dua puluh tujuh (27).”

Imam Abu Hamid Al Ghazali (450 H) merupakan ulama besar yang mendapatkan julukan hujjatul Islam yang bermakna, sang hujjah atau pembela Islam. Selain itu, beliau merupakan ulama Mujaddid Al Qarn Al Khamis (Pembaharu Abad ke –Lima). Beliau mempunyai kaidah atau formula tentang Lailatul Qadar. Hal ini menarik untuk kita simak, karena setiap Muslim tentunya menginginkan untuk bertemu dengan Lailatul qadar.

Menurut Imam Al-Ghazali, sebagaimana disebut dalam kitab I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan:

قَالَ اَلْغَزَالِيُّ وَغَيْرُهُ إِنَّهَا تُعْلَمُ فِيْهِ بِالْيَوْمِ الْأَوَّلِ مِنَ الشَّهْرِ: فَإِنْ كَانَ أَوَّلُهُ يَوْمَ اْلأَحَدِ أَوْ يَوْمَ اْلأَرْبِعَاءِ فَهِيَ لَيْلَةُ تِسْعَ وَعِشْرِيْنَ أَوْ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ فَهِيَ لَيْلَةُ إِحْدَى وَعِشْرِيِْنَ أَوْ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ أَوِ الْجُمُعَةِ فَهِيَ لَيْلَةُ سَبْعَ وَعِشْرِيْنَ أَوِ الْخَمِيْسِ فَهِيَ لَيْلَةُ خَمْسَ وَعِشْرِيْنَ أَوْ يَوْمَ السَّبْتِ فَهِيَ لَيْلَةُ ثَلَاثَ وَعِشْرِيْنَ.

1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum’at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23

Secara kebetulan, penetapan awal bulan Ramadhan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama ataupun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyahnya, mengikhbarkan bahwa awal Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025.

Waba’du, jika kita berpedoman dengan panduan Imam Al-Ghazali di atas, maka malam Lailatul Qadar Ramadhan tahun 2025 M/ 1446 H ini akan jatuh pada malam ke-23, yakni tepatnya pada Sabtu malam Ahad, tanggal 22 Maret 2025 M.

Meski demikian, hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sebuah ketepatan yang pasti. Sebab, Lailatul Qadar bisa terjadi pada tanggal berapa saja sesuai kehendak Allah swt. Pun pandangan ulama juga beragam mengenai peristiwa tersebut. Wallahu A’lam.

Penulis: Gus M. Sa’dullah, Ketua PC LDNU Kab. Banyumas

Tulisan sebelumnyaInilah 3 Kemiripan Bulan Ramadhan dan Kisah Nabi Yusuf
Tulisan berikutnyaMI Ma’arif NU 1 Kranggan Gelar Baksos Ramadhan, Salurkan 148 Paket Bantuan

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini