Kedungbanteng, nubanyumas.com – Menuntut ilmu harus ditempuh dengan tiga metode utama, yaitu mendengarkan, menulis, dan riyadhoh. Hal itu disampaikan oleh KH Sahmad, S.Pd dalam pengajian umum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di pendopo Desa Dawuhan Wetan, Sabtu (6/9/2025) atau bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1447 H.
“Mendengarkan dilakukan dengan penuh perhatian, menulis berfungsi mengikat ilmu agar tidak mudah hilang, dan riyadhoh menjadikan ilmu tersebut kokoh serta bermanfaat,” ungkap Kiai Sahmad di hadapan jamaah.
Ia menjelaskan, metode pertama yakni mendengarkan ditegaskan dalam Surah Al-Mulk ayat 10, yang menyinggung orang-orang celaka karena tidak mau mendengarkan atau memikirkan peringatan Allah.
Kedua, menulis dijelaskan dalam Surah Al-Alaq ayat 4 (Ya’lamu bil-qalam), yang artinya Allah mengajarkan manusia dengan pena.
Sedangkan riyadhoh, menurutnya, dapat diwujudkan dengan berbagai amalan, salah satunya puasa sebagai tirakat untuk meneguhkan keilmuan dan keimanan.
Baca Juga: Tepat di Hari Maulid, MI Ma’arif NU 1 Dawuhan Wetan Gelar Istighosah
“Ilmu baru akan benar-benar kokoh jika diamalkan dalam kehidupan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Kiai Sahmad juga mengisahkan tentang Abu Lahab yang mendapat keringanan siksa setiap hari Senin karena bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan memerdekakan budaknya, Tsuwaibah.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi membawa keberkahan besar, bahkan bagi orang kafir sekalipun.
Diketahui, pengajian yang diselenggarakan oleh Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Dawuhan Wetan bekerja sama dengan Pemerintah Desa setempat ini berlangsung khidmat. Acara turut dimeriahkan lantunan sholawat dari Grup Hadroh MDS Rijalul Ansor dan ditutup dengan doa bersama.
Penulis: Mamun Muanas












