TAMBAK, nubanyumas.com – Pengajian dan pengajaran agama, harusnya melahirkan santri dan pelajar yang baik, bukan malah melahirkan santri yang radikal dan lebih cenderung kepada sikap memberontak negara.
Demikian dikatakan KH. M. Dailami Yusuf, pengasuh pondok pesantren Miftahul Falah Tambak, pada sambutan ‘Pengukuhan Pengurus Alumni Pondok Pesantren Al Iman Mbulus Purworejo’, Minggu(9/1/2022) pagi, di pondok pesantren Miftahul Falah Buniayu Tambak Banyumas.
Kiai Dailami mengumpamakan santri yang tidak ikut pada guru dan kiai yang baik, seperti gerbong yang kosong, jika dibawa oleh lokomotif yang masinisnya ngawur pasti tidak selamat. “Tapi jika gerbong yang kosong digandeng dengan lokomotif dan masinis yang baik pasti selamat,” katanya.
Kiai Dailami yang juga alumni pondok pesantren Al Iman, menuturkan tradisi panjang santri-santri Buniayu Tambak Banyumas saat menempuh pendidikan di pesantren Al Iman pada tahun 1950 an.
Diceritakan saat itu Kiai Ilham, kakak dari Kiai Dailami yang juga aktif sebagai tentara Hizbullah di Somalangu, ngaji lebih dulu di Al Iman. Kemudian di susul Kiai Ihsan yang juga kakak dari Kiai Dailami. Setelah itu Kiai Dailami sendiri beberapa tahun mengenyam pendidikan di sana.
“Saya, awal mondok di sana (Al Iman) saat itu masih jalan kaki, masuk ke kuburan dan sering didatangi harimau. Kalau sekarang kan tidak, sudah banyak kendaraan dan pastinya jalan sudah bagus, harusnya anak anak kita sekarang semangat belajar di pondok pesantren,” ungkap Kiai Dailami.
Baca Juga :Â Baksos MWC NU Tambak, Dekatkan NU dan Masyarakat
Pondok Pesantren, lanjut Kiai Dailami, adalah lembaga pendidikan yang memiliki peran besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga melaksanakan perjuangan fisik kemerdekaan. Tentara Hizbullah adalah salah satu bukti kongkritnya.
“Politik kebangsaan para kiai dan para santri merupakan pondasi kuat untuk mencintai negara lndonesia. Karenanya pendidikan pesantren harus tetap ditumbuh kembangkan, salah satunya dengan pertemuan Alumni pesantren,” tutupnya.
Acara yang diadakan Ikatan Keluarga Mutakharijin Al Iman (IKMA) itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hadir dalam acara itu, Alumni pondok pesantren Al Iman, santri pondok pesantren Miftahul Falah, dan sejumlah tamu undangan. (*)
Kontributor : Agus Salim