GUMELAR,nubanyumas.com – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Banyumas menyelenggarakan Pertemuan Rutin Ahad Manis sekaligus memperingati Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU ke-75 dengan mengangkat tema “Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya”. Kegiatan tersebut digelar pada Ahad, 4 Mei 2025, bertempat di Aula Balai Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas.
Acara yang dihadiri ribuan peserta ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Hadir dalam kegiatan ini jajaran pengurus PC Fatayat NU Banyumas, Ketua PAC se-Kabupaten Banyumas, perwakilan GARFA, tokoh NU setempat, unsur Forkompincam Gumelar, serta para tokoh masyarakat dan tokoh perempuan lintas organisasi.
Kegiatan diawali dengan pelantikan massal pengurus 10 Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU se-Kecamatan Gumelar, di antaranya PR Fatayat NU Cilangkap, Karangkemojing, Tiaga, Kedungurang, Paningkaban, Samudra Kulon, Gancang, Cihonje, Gumelar, dan Samudra.
Baca Juga : Fatayat NU Pandansari Gelar Takjil On The Road, Warga Antusias
Ketua PC Fatayat NU Banyumas, Tati Irawati, A.Md., dalam sambutannya menegaskan pentingnya militansi dan ketulusan dalam berkhidmat. “Semoga dengan bertambahnya usia organisasi, kita semakin matang, dewasa, dan mencintai Fatayat NU karena Allah SWT. Ini bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi juga bagian dari amal ibadah,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kehadiran 78 anggota Garda Fatayat (GARFA) yang menunjukkan semangat perempuan muda dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. “Atas berkah para ulama, hari ini kita bisa berdiri sejajar, memperjuangkan hak dan kewajiban perempuan secara setara dengan laki-laki,” tambahnya.
Dalam momentum harlah ke-75 ini, PC Fatayat NU Banyumas secara tegas menyampaikan Deklarasi Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Mereka mengecam segala bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, kekerasan seksual, KDRT, maupun bentuk kekerasan manipulatif lainnya. Dalam pernyataannya, Fatayat NU Banyumas mendesak aparat penegak hukum agar bertindak tegas terhadap para pelaku, khususnya mereka yang seharusnya menjadi pelindung—seperti keluarga, aparat, atau petugas medis.
Puncak acara diisi dengan tausiyah dari Nyai Hj. Endang Sutarsih, S.H.I., dari Desa Karangsalam, Kecamatan Kedungbanteng. Dalam ceramahnya, ia membantah pandangan bahwa perempuan adalah makhluk kelas dua. “Perbedaan laki-laki dan perempuan bukan pada kekuatan, tetapi pada ketakwaan. Kesempatan mereka setara di hadapan Allah,” tuturnya.
Nyai Endang mengajak seluruh perempuan, khususnya kader Fatayat NU, untuk menjadi pribadi yang berilmu, kuat dalam aqidah, dan aktif dalam organisasi. “Perempuan berilmu tidak mudah dibohongi. Suami pun wajib menjaga martabat istrinya, termasuk mendukung istri untuk ikut berorganisasi,” tambahnya.
Baca Juga : Tepat di Hari Ibu, 7 Ranting Fatayat NU Ajibarang Dilantik
Menurutnya, perempuan yang taat dan cerdas adalah salah satu penghuni surga yang dijanjikan Allah. Ia menutup tausiyahnya dengan ajakan agar setiap kader Fatayat NU senantiasa membersihkan hati dan menyiapkan bekal untuk akhirat.
Ketua Panitia yang juga Ketua PAC Fatayat NU Gumelar, Ani Kholifah, S.Pd.I., mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh undangan dan permohonan maaf jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan. “Ini bukti nyata semangat gotong royong dan solidaritas perempuan NU di Banyumas,” ujarnya.
(Penulis: Eti Wahyuningsih)