Purwokerto, nubanyumas.com – PC Fatayat NU Banyumas resmi meluncurkan program Da’iyah Fatayat (DIFA) sebagai wadah kaderisasi da’iyah perempuan muda. Kegiatan yang digelar bersamaan dengan peresmian Gedung Serbaguna PC Fatayat NU Banyumas Ahad,(24/8/2025) ini mengusung tema “Melangkah Bersama, Membangun dari Hati, Bersinergi dan Berkhidmat”.
Launching berlangsung meriah dengan dihadiri Bupati Banyumas, Wakil Bupati Banyumas, Wakil Ketua DPRD Banyumas, Ketua MUI, Kepala Kantor Kementerian Agama, Rois Syuriah PCNU, Ketua PCNU Banyumas, serta jajaran tokoh NU, aparat wilayah, dan ratusan kader Fatayat.
Acara ditandai dengan penyematan selempang oleh Ketua PC Fatayat NU Banyumas kepada Ketua DIFA, Qurrotul Aini Farida, M.Pd. Sebanyak 27 da’iyah perwakilan PAC Fatayat NU se-Kabupaten Banyumas resmi dikukuhkan, antara lain berasal dari Ajibarang, Cilongok, Purwokerto, Sumpiuh, hingga Wangon.
Baca Juga: Ketua PCNU Banyumas: Gedung Baru Fatayat NU Harus Jadi Pusat Pengabdian Untuk Masyarakat
Ketua PC Fatayat NU Banyumas, Tati Irawati menyebut, peluncuran DIFA adalah langkah strategis untuk meneguhkan peran kader Fatayat di bidang dakwah.
“Launching DIFA ini menjadi tonggak baru untuk menyiapkan kader da’iyah perempuan yang siap berdakwah, berkhidmat, dan mengisi ruang-ruang pengajian di masyarakat,” katanya.
Ketua Forum Da’iyah Fatayat (FORDAF), Ida, menambahkan bahwa pembentukan DIFA sekaligus memperkuat peran kader muda Fatayat dalam dakwah Islam yang ramah dan membumi.
“Selain peresmian gedung serbaguna, hari ini kami juga menandai lahirnya DIFA. Inilah ikhtiar kami untuk melahirkan kader-kader muda yang mampu menyampaikan syiar Islam dengan kelembutan dan keteladanan,” tuturnya.
Rangkaian acara diisi dengan pengajian yang disampaikan sahabat Mamluaturro’fah, S.Pd.I. dan Qurrotul Aini Farida, M.Pd., serta penampilan grup hadroh PAC Purwokerto Selatan.
Baca Juga: Gedung Baru Fatayat NU Banyumas Jadi Simbol Kebersamaan dan Pengabdian
Dalam tausiyahnya, Mamluaturro’fah mengingatkan pentingnya prinsip 5 M bagi kader Fatayat: Melumah (berdoa), Mengkureb (bersedekah), Modod (berpikir kreatif), Mlebu (menerima masukan), dan Metu (aksi nyata).
“Fatayat harus hadir sebagai organisasi yang memberi manfaat bagi orang lain. Semoga Fatayat NU semakin maju dan penuh berkah,” tegasnya.