Sejauh dan setinggi apa pun burung yang terbang, pasti akan kembali juga ke sarangnya. Begitu juga dengan KH Yusuf Azhary (Mbah Yusuf), setelah melakukan pengembaraan hingga sampai ke Aceh yang berlangsung kurang lebih selama satu tahun, akhirnya Mbah Yusuf memutuskan untuk kembali ke Karangcengis, Lesmana Ajibarang.
Setelah pulang ke rumah, Mbah Yusuf kembali melakukan aktifitas seperti biasanya. Mengimami sholat jamaah dan mengajar ngaji para santri. Pendek kata, kehidupan di Pesantren Tahfidzul Quran Al Azhary mulai ramai kembali dengan suara orang-orang nderes kalam-kalam Tuhan.
Suatu hari yang ada seorang laki-laki tak dikenal tiba-tiba datang ke kediaman Mbah Yusuf. Orang bersepatu dan berkemaja rapi itu mengaku berasal dari Purwokerto dan berprofesi sebagai dokter di RSUD Margono. Sengaja datang ke Karangcengis untuk bertemu dengan orang yang bernama Yusuf Azhary.
Saat Mbah Yusuf pertama menemuinya, tiba-tiba orang itu langsung bersimpuh, meneteskan air matanya di hadapan Mbah Yusuf. Mbah Yusuf pun merasa heran dan kaget dengan tamunya itu. Setelah suasana sedikit tenang, orang itu kemudian mulai bercerita tentang peristiwa yang membuatnya sampai datang ke Lesmana.
Baca Juga : Mbah Yusuf Mengembara Keliling Indonesia
Ceritanya begini :
Selama kurang lebih tujuh tahun lamanya, di setiap tidurnya ia selalu dimimpikan dengan Mbah Yusuf. Dalam mimpi tersebut ia anjurkan untuk bertemu dengannya, karena ialah orang yang akan mengislamakan mu.
Saat mulai bermimpi, diakuinya bahwa saat itu keimanannya akan agama yang dianutnya terlebih dulu sedang goyah. Kemudian ia mulai belajar agama Islam secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang agama Islam.
Mendengar cerita dari tamunya itu, Mbah Yusuf juga tak langsung percaya begitu saja. Berkali-kali ia menegaskan kepada tamunya akan kebenaran dati peristiwa yang diceritakan oleh tamunya itu.
“Saya tidak bohong, saya dimimpikan njenengan tahunan,” kata tamunya.
Setelah melihat keteguhan dan kesungguhan hatinya. Saat itu juga, Mbah Yusuf pun akhirnya memutuskan untuk menuntun orang tersebut membaca dua kalimat syahadat, yang merupakan pintu awal untuk memeluk agama Islam dan dokter itu pun akhirnya masuk Islam.
*Diceritakan oleh M Ghufron Najib, Santri KH Yusuf Azhary era 90an.Â