JAKARTA, nubanyumas.com, – Perpustakaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) akan melakukan gerakan penyelamatan arsip NU yang tersebar di berbagai daerah dan luar negeri. Pasalnya, arsip NU, tidak hanya aset organisasi, melainkan sudah menjadi aset nasional.
Demikian hasil dari perbincangan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI M Taufik dengan Kepala Perpustakaan PBNU H Syatiri Ahmad saat berkunjung ke perpustakaan PBNU di lantai 2, Jakarta, Kamis (18/03/2021) sore. Kepala ANRI berkunjung ke Perpustakaan PBNU dalam rangka menyerahkan kembali arsip yang pernah diserahkan PBNU kepada ANRI pada 1985 di era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
“Kami datang ke sini (Perpustakaan PBNU) selain silaturahim juga berkinginan membangun sinergisitas dan kolaborasi mengenai kearsipan. Tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada seluruh warga NU tentang pentingnya kearsipan dalam kehidupan,” kata Taufik.
Dalam kesempatan itu, ANRI dan perpustakaan PBNU akan menjalin sinergitas berupa digitalisasi terhadap berbagai arsip, manuskrip, buku, dan berbagai karya ulama NU bertujuan untuk memudahkan Nahdliyin dalam mengakses informasi. Disepakati pula untuk menggali berbagai arsip yang masih tersimpan sehingga kemanfaatan dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Karena itu, ANRI akan membantu PBNU dalam hal melakukan digitalisasi berbagai arsip yang ada.
Kepala Perpustakaan PBNU H Syatiri Ahmad menyabut baik ajakan tersebut. Menurut Syatiri, pihaknya ingin meningkatkan kerja sama dengan ANRI yang memang sudah lama terbangun sejak lama. Hal tersebut dibuktikan dengan arsip PBNU era Gus Dur yang dibawa oleh M Taufik.
“Jadi arsip yang dibawa oleh Pak Kepala dan diserahkan ke saya itu adalah milik NU yang pernah menyerahkan dokumen pada 1985. Ketika itu Ketua Umum PBNU Gus Dur dan Sekretaris Jenderal adalah KH Munasir Ali. Lalu dilanjut saat Sekjen Pak Anwar Nuris,” papar Syatiri.
Syatiri melanjutkan, pihaknya pernah menyelamatkan dokumen kerja Gus Dur selama 15 tahun sebagai ketua umum PBNU. Menurutnya, Arsip tersebut hampir saja dibuang oleh petugas kebersihan di PBNU.
“PBNU meminta bantuan orang-orang ANRI yang berpengalaman mensortir dokumen tersebut. Hasilnya bukti arsip tersebut terselamatkan. Arsip primernya sudah dibawa ke ANRI menjadi dokumen negara,” ungkapnya.
Syatiri mengaku bakal menindaklanjuti kerja sama antara PBNU dengan ANRI. Bahkan, ia berharap kerja sama ini bisa menambah nilai manfaat kepada masyarakat agar arsip dan dokumentasi bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Arsip yang terdapat di Perpustakaan PBNU, secara umum, berisi berbagai khazanah intelektual tokoh NU dan organisasi. Karenanya, perpustakaan ini berfungsi untuk mendukung kelancaran program-program NU. Selain itu, Perpustakaan PBNU senantiasa memberikan layanan informasi kepada masyarakat. (ful)