4 Kesunnahan Saat Hari Raya Idul Fitri

Ketua LDNU Cabang Banyumas, Kiai Muhammad Sa'dullah

4 Kesunnahan Saat Hari Raya Idul Fitri. Suasana Idul Fitri semakin terasa setelah sidang itsbat selesai digelar. Langit tampak mereda, diiringi hembusan angin yang membawa kebahagiaan. Keceriaan terpancar dari setiap Muslim yang bersiap merayakan hari kemenangan.

Idul Fitri merupakan momen yang dinanti oleh seluruh umat Islam. Hari istimewa ini selayaknya disambut dengan penuh sukacita. Kebahagiaan lahir dan batin menyertai, sambil menata hati dengan kejernihan, membangun jiwa yang gembira, serta mempersiapkan diri untuk menyempurnakan makna kemenangan.

Untuk menyempurnakan momen Idul Fitri, ada kesunahan-kesunahan yang layak untuk menambah rasa kebahagiaan saat momen hari kemenangan. Adapun kesunahan-kesunahan tersebut yaitu:

Kesunahan-Kesunahan dalam Berhari Raya Idul Fitri

  1. Memberi Keleluasaan Belanja kepada Keluarga (At Tausi’ah ‘ala Al Ahli)

Pada hari raya Idul Fitri, disunnahkan bagi kepala rumah tangga untuk memberi keleluasaan uang berbelanja dalam rangka untuk memenuhi kebetuhan makanan kepada keluarganya. Mengingat banyaknya keluarga, sanak kerabat, dan tamu yang bersilaturrahim ke rumah kita.

Oleh karena itu, barangsiapa menafkahi keluarganya secara melimpah, maka ia telah mengikuti sunnah, dan diperbolehkan membeli kebutuhan makanan untuk mencukupi hidangan, makanan dan kebutuhan lain yang dibutuhkan selama berhari raya.

Namun kebolehannya tentu dengan syarat tidak ada unsur pemborosan di dalamnya, serta dengan syarat tidak dijadikan sunnah yang harus diikuti, maka barangsiapa yang melanggarnya, dianggap seolah-olah ia telah melakukan dosa besar.

2.  Menampakkan Kegembiraan (Idhar As Surur)

Disunnahkan menampakkan kegembiraan pada dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, karena menampakkan rasa senang dan bahagia merupakan perintah syariat, yang diperintahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Karena penggantian hari raya pra-Islam atau masa jahiliyyah diganti dengan dua hari raya tersebut di atas, merupakan indikasi bahwa beliau melakukan pada dua hari raya umum tersebut seperti yang dilakukan pada masa pra-Islam pada hari-hari rayanya, yaitu tidak haram dan tidak mementingkan ketaatan, melainkan beliau berbeda dengan keduanya dalam menentukan dua waktu tersebut.

Adapun meringankan beban keluarga pada hari raya karena kenyamanan badan dan ketentraman jiwa dari biaya ibadah, maka diperbolehkan oleh syariat Islam. (Subulus Salam, Juz 1, 436).

3. Silaturrahim dan Saling Berkunjung (As Shilah wa Tazawur).

Karena hari raya Idul Fitri adalah tempat untuk merayakan dan menunjukkan kegembiraan, maka anugerah nikmat dan rahmatnya Allah merupakan sesuatu yang lebih membahagiakan bagi orang mukmin.

Allah Swt berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: “Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58).

Selain itu, termasuk anugerah nikmat dari Allah Swt adalah Allah tetapkan bagi kita semua perbuatan-perbuatan yang dapat mengantarkan kebahagiaan kita dalam melakukannya dan sekaligus mendekatkan diri kita pada pencapaian keridhaan-Nya.

Diantara amal tersebut, yaitu menziarahi orang shalih dan menyambung tali silaturrahim, baik yang masih hidup atau yang sudah mati. Dan hal itu sangat disunnahkan pada hari raya, karena hari raya merupakan tempat untuk melaksanakan ketaatan dan upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Saling menziarahi (sambang-sambangan) di hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh syariat Islam. Karena hal tersebut didasarkan riwayat dari Sayyidah Aisyah ra.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الْأَنْصَارِ، تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ الْأَنْصَارُ يَوْمَ بُعَاثَ، قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَمَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيْدٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا، وَهَذَا عِيدُنَا

Artinya: “Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra, sahabat masuk ke rumahnya, dia berkata: Saya memiliki dua budak perempuan dari Ansar yang menyanyikan apa yang dilakukan Ansar pada hari kebangkitan. Dia berkata: Dan mereka bukanlah penyanyi. Kemudian Abu Bakar berkata: Seruling setan ada di rumah Rasulullah Saw, dan itu pada hari Idul Fitri. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Wahai Abu Bakar, setiap umat mempunyai hari libur dan ini adalah hari raya kami.” (HR. Bukhari, Juz I, No. 324).

Ibnu Hajar juga meriwayatkan hikmah dibalik Rasulullah Saw, menyimpang dari jalan pada hari Idul Fitri, antara lain: mengunjungi kerabatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dan dikatakan: untuk menyambung tali silaturahim dengan sanak kerabatnya, dan dia tidak melemahkan dua pernyataan ini seperti yang dia lakukan dengan beberapa pendapat.

Syariat Islam juga menganjurkan untuk bersilaturrahmi ke keluarga sanak kerabat. Bahkan pahala menyambung silaturrahmi menempati urutan yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, menjadi sebab bertambah lapangnya rizki dan umur panjang, serta lestarinya persaudaraan bagi orang yang bersilaturrahmi setelah kematiannya.

Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.” (HR. Bukhari-Muslim).

Syariat telah memerintahkan hubungan kekerabatan dan mengatur hubungan kekerabatannya dengan pahala yang besar di dunia dan di akhirat, maka jadikanlah hal itu sebagai alasan untuk memperluas rezeki dan panjang umur yang sebenarnya, atau untuk meneruskan kenangan pemiliknya setelah kematiannya.

Rasulullah Saw bersabda:

قَالَ اللهُ تَعَالىَ: أَنَا الرَّحْمَنُ، وَهِيَ الرَّحِمُ، شَقَقْتُ لَهَا اِسْمًا مِنْ ِاسْمِيْ، مَن وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ

Artinya: “Allah Swt berfirman: “Akulah Yang Maha Penyayang, dan Akulah Yang Maha Penyayang. Saya telah membuat nama untuknya dari namaku. Siapa yang menyatukannya, aku akan menyambungnya, dan siapa yang memutuskannya, aku akan menghancurkannya.”

Allah Swt jadikan silaturrahim sebagai sarana masuk surga di hari kiamat, terbebas dari kesusahan siksa dan hisab atau penghakiman. Karena pemiliknya memperlakukan kerabatnya dengan damai di dunia, maka ia berhak mendapatkan kedamaian di hari kiamat.

Rasulullah Saw bersabda:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Artinya: “Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah kerabat, dan salatlah pada malam hari ketika orang-orang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibn Majah).

4. Ziarah Kubur (Ziyarat Al Qubri)

Berziarah ke kuburan pada hakikatnya adalah sunnah yang dianjurkan bagi laki-laki berdasarkan kesepakatan keseluruhan para ulama.
Rasulullah Saw bersabda:

أَلَا إِنِّيْ قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ ثَلَاثٍ ثُمَّ بَدَا لِيْ فِيْهِنَّ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْراً…

Artinya: “Sesungguhnya aku telah melarangmu dari tiga hal, lalu bagiku seolah-olah di dalamnya aku telah melarangmu. Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).” (HR. Ahmad bin Hambal).

Manfaatnya ziarah dianataranya juga agar orang yang meninggal mendapat manfaat dari pahala membaca ayat Al Qur’an, doa, dan sedekah, serta menjadi penghibur bagi mayit, karena ruh orang yang meninggal mempunyai hubungan dengan kuburnya dan tidak pernah meninggalkannya, sehingga dia mengetahui siapa yang menjenguknya.

Rasulullah Saw bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُرُّ عَلىَ قَبْرِ رَجُلٍ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلَّا عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ

Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang melewati kuburan saudaranya muslim, yang dikenalinya semasa hidup di dunia, kemudian dia berucap salam kepadanya, melainkan dia (ahli kubur) mengetahuinya dan menjawab salamnya.”

Seperti halnya Nabi Muhammad Saw dan keluarganya juga melakukan ziarah kubur dengan janji ampunan dan pahala. Beliau bersabda, “Barangsiapa berziarah ke makam orang tuanya atau salah seorang di antara mereka setiap hari Jum’at, maka dia diampuni dan dicatat sebagai orang yang shaleh.”

Menurut pendapatnya ulama Hanafi, seorang wanita disunnahkan ziarah kubur. Sedangkan pendapat para ulama bahwa seorang wanita diperbolehkan berziarah kubur, akan tetapi makruh mengunjungi kuburan selain makam Nabi. Hal ini disebabkan oleh kelembutan hati mereka dan ketidakmampuan mereka untuk bersabar.

Tidak ada waktu khusus untuk berziarah, dan cakupannya secara luas, hanya saja Allah Swt yang telah menjadikan hari raya itu sebagai hari raya yang menyenangkan dan membahagiakan bagi umat Islam.

Tidaklah diinginkan untuk memperbarui kesedihan di hari-hari seperti ini. Jika itu tidak berarti memperbaharui duka, maka tidak ada salahnya menziarahi orang yang sudah meninggal pada hari raya, sebagaimana mereka dijenguk semasa hidupnya pada hari raya.

Waba’du, itulah beberapa kesunahan ketika berhari raya Idul Fitri. Kesunahan yang mudah untuk dilakukan.

Semoga dengan kesunahan-kesunahan tersebut, dapat menyempurnakan perayaan hari kemenangan. Wallahu’alam bis showab. Semoga bermanfaat.

 

Penulis: Gus M. Sa’dullah,
Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah 2 Karangklesem, Purwokerto Selatan dan Ketua PC LDNU Banyumas.

Tulisan sebelumnyaKhutbah Idul Fitri Singkat: 4 Kemenangan Orang Berpuasa
Tulisan berikutnyaMerayakan Idul Fitri dengan Tangisan

TULIS KOMENTAR

Tuliskan komentar anda disini
Tuliskan nama anda disini