Acara Lailatul Ijtima di tempat anda sedikit yang hadir? Cara ini mungkin bisa ditiru, baca cerita ini sampai selesai.
Dalam puncak peringatan Harlah NU ke 96 tahun ini, salah satu MWCNU di Banyumas bagian barat membuat acara menarik, ‘Refleksi Harlah NU ke 96’. Menghadirkan ketua tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyumas sebagai pembicara.
Acara diawali dengan pengantar dari moderator, menjelaskan bahwa acara malam tersebut adalah Lailatul Ijtima, cuma diisi dengan refleksi dari ketua PCNU. Panitia juga mengundang banyak tokoh masyarakat dan pengurus NU se kecamatan tersebut, mengingat biasanya jarang yang menghadiri undangan.
Tak diduga, sebagian besar undangan tersebut hadir. Ratusan orang membanjiri ruangan tempat berlangsungnya acara.
Setelah ketua PCNU menyampaikan refleksinya, moderator memberi kesempatan kepada peserta acara untuk bertanya. Nah, tiba-tiba salah seorang kiai sepuh dengan cepat mengacungkan tangannya.
Baca Juga : Kang Samsu dan Stempelnya yang Tertukar di Arena Konferancab Ansor Ajibarang
Setelah pengantar singkat, sang kiai menyampaikan unek-uneknya dengan suara keras, tapi terkesan sedikit menyesal.
“Mas panitia, saya sudah tua, tapi mau datang kesini karena undangannya Refleksi, coba kalau undangannya Lailatul Ijtima, saya pasti tidak akan berangkat. Saya pengin tahu refleksi itu apa? Tapi setelah saya ikuti sampai akhir, ternyata refleksi ini sama dengan Lailatul Ijtima,” kata sang kiai sambil menghela nafas.
Para peserta yang hadir cuma senyam senyum sendiri, mungkin dalam hatinya punya pikiran sama dengan sang kiai, tapi malu mengungkapkan.. (*)
kyai-ne “ora genah” banget yakin. Lailatul Ijtima’ ora gelem teka malah refleksi sing mung setaun pisan malah gelem teka. sangat tidak pantas ditiru. yang pantas ditiru justru panitianya yang smart.
kuwe anu wis ewonan melu Lailatul ijtima gus, nah angger relfeksi ora tau melu. Jebule Refleksi ya anu acara Lailatul ijtima, cuma beda jeneng , wkwkwk…