Ini kisah nyata, statusnya mutawattir, diceritakan sambung menyambung antar generasi. Awal tahun 2000an, salah satu ketua PAC IPNU di Banyumas bagian barat baru saja dibelikan motor oleh bapaknya.
Setelah berlatih berhari-hari, di lapangan, lalu naik ke jalan raya, terus melewati jalan desa. Sang ketua ini sudah mulai bisa bawa motor sendiri.
Permasalahannya, supaya bisa terus jalan motor harus dibelikan bensin. Dan sang ketua ini belum pernah beli bensin sendiri di POM bensin. Tapi, demi kelancaran motornya, sang ketua ini membulatkan tekad untuk beli bensin sendiri.
Akhirnya berangkatlah sang ketua ke Pom bensin dengan motornya. Biasanya, kalau bapaknya yang beli bensin, 15 menit saja sudah kembali. Tapi ini sampai 30 menit, belum juga kelihatan helmnya.
Baca Juga : NO Smoking! Dasar Tradisi Merokok di NU
Setelah 1 jam, sang ketua baru kelihatan batang hidungnya.
“Kok lama?,” tanya bapaknya curiga.
“Emmm.. ini pak, saya kan mau beli bensin. Setelah sampai di POM, saya cari muter-muter kok nggak ada tulisan bensinnya, adanya tulisan Premium. Mau tanya malu pak, akhirnya saya nunggu aja, memantau motor-motor ngisi bensinnya dimana, baru saya ikut,” jawabnya sambil malu-malu kucing.
“Oaaaalllaahh, Pantessss,” jawab bapaknya sambil ketawa..